Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Memperingati 70 tahun kiprah Pepsodent menjaga kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia, jenama perawatan gigi tersebut kini merilis produk sikat gigi terbaru yang diklaim 100% ramah lingkungan. Produk sikat gigi tersebut terbuat dari bahan dasar bambu sehingga mudah untuk didaurulang.
Ditemui dalam acara peluncuran produk sikat gigi tersebut, Head of Marketing Oral Care PT Unilever Indonesia Fiona Anjani Foebe menyebutkan, alasan utama peluncuran sikat gigi bambu ini adalah sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan produk berbahan plastik, serta mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan hidup melalui gerakan #SenyumkanBumi.
“Nah, menurut kami, bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, sikat gigi itu sudah menjadi kebiasaan setiap hari. Jadi kita sekarang memberikan alternatif baru, salah satunya dengan sikat gigi yang 100% terbuat dari bambu dan bambunya bisa ditanam lagi. Itu bisa menjadi pilihan untuk gaya hidup yang lebih ramah lingkungan,” terang Fiona dalam acara peluncuran sikat gigi tersebut, di Jakarta, Rabu (13/11)
Nadine Chandrawinata, artis yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup, menambahkan, dirinya sangat prihatin dengan masalah sampah plastik yang mengancam alam Indonesia.
“Permasalahan lingkungan di Indonesia yang paling tinggi adalah sampah plastik. Ini sampah plastik dari mana datangnya? Sempat aku telusuri ternyata datangnya dari rumah-rumah kita. Aku melihat sendiri, sampah plastik ada dimana-mana, mau itu di laut, di gunung, di jalanan, itu ada di mana-mana. Dan, itu berawal dari rumah, itulah mengapa aku belajar mulai mengolah sampah di rumah," tuturnya dalam acara serupa
Menurut Nadine, tak mesti melakukan aksi rumit untuk membantu menjaga kelestarian lingkungan. Melakukan hal sederhana, seperti memakai produk ramah lingkungan dalam aktivitas sehari-hari macam sikat gigi pun sudah menjadi suatu kontribusi.
Limbah sikat gigi
Menindaklanjuti gerakan tersebut, Pepsodent bermitra dengan National Geographic Indonesia mengajak masyarakat untuk mengumpulkan dan mendaur ulang limbah sikat gigi plastik bekasnya menjadi meja belajar untuk disalurkan kepada anak-anak yang membutuhkan.
“Solusi pelestarian lingkungan bisa kita mulai bukan hanya dengan mengurangi pemakaian plastik. Kita juga bisa memulainya dengan menggunakan kembali atau mendaurulang limbah-limbah tersebut untuk melanjutkan langkah kecil yang telah kita mulai,” terang Didi Kaspi Kasim, Chief Editor National Geographic Indonesia.
Demi menyukseskan gerakan #Senyumkanbumi, Pepsodent akan bekerjasama dengan toko retail Watsons Indonesia untuk menyediakan 60 dropbox pengumpulan sikat gigi bekas di gerai Watsons di Jawa, Kalimantan, dan Bali. Gerakan ini akan dimulai 1 Desember mendatang. (M-2)
Merujuk laporan Bappenas ang dipublikasi pada 2021, limbah tekstil diproyeksikan menyentuh angka 3.5 juta ton pada 2030 mendatang.
JENAMA mode yang mengusung konsep sustainable (berkelanjutan) yang mempunyai strategi konsep daur ulang sebagai DNA-nya, AM dengan desainer Anggiasari, menghadirkan koleksi busana
Ide kreatif dari barang bekas? Pelajari cara bikin kerajinan unik & bernilai jual tinggi! DIY mudah, ramah lingkungan, dan hemat biaya. Klik sekarang!
“Melalui kolaborasi ini, kita ingin menunjukkan bahwa limbah sehari-hari dapat menjadi sesuatu yang bernilai,”
Sampah yang tidak ditangani dengan baik bisa mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Kita bisa membuat sendiri masker untuk merawat kulit wajah. Caranya mudah, cukup sediakan tisu bambu dan manfaatkan produk skincare yang ada di rumah.
rumah adat Jawa Barat dengan karakteristik bentuk yang menjunjung unsur hewan dan tumbuhan serta menggunakan bahan alami sebagai simbol kesederhanaan
PROGRAM Revolusi Hijau tidak fokus pada satu soal. Selain penanaman pohon sebagai sebuah gerakan massal
Material bambu dinilai telah rapuh karena diterpa cuaca hujan dan terik panas matahari secara bergantian
Sekretaris Komisi D itu mengatakan masyarakat perlu mendapat penjelasan karena biaya yang digelontorkan untuk pembangunan dan pemasangan karya seni buatan Joko Avianto itu tidak murah.
Gembong menegaskan fakta yang disampaikan karya seni tersebut bisa tahan lama tidak sesuai dengan kenyataan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved