Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dalam satu pertanda baru bahwa teknologi AI telah mengubah industri pertanian, dilaporkan bahwa para insinyur di University of Cambridge telah mengembangkan robot yang menggunakan pembelajaran mesin untuk memetik selada.
Robot itu, yang dijuluki "Vegebot", telah dirancang untuk pertama-tama mengidentifikasi selada jenis iceberg dan kemudian memutuskan apakah itu sehat dan siap untuk dipetik. Demikian disampaikan pihak universitas, seperti dilansir CNBC, Senin (8/7).
Vegebot pertama kali dilatih untuk mengidentifikasi dan memilih tanaman yang peka di laboratorium dan sekarang telah melakukan tes yang berhasil dalam berbagai kondisi lapangan.
Robot ini dilengkapi dua kamera. Kamera pertama, di bagian 'kepala', digunakan untuk menangkap dan menilai selada dalam tampilan. Robot akan memutuskan dipanen atau tidaknya daun selada itu berdasarkan algoritma pembelajaran mesin yang dilatih pada ribuan helai selada dalam berbagai kondisi cuaca. Ada daun yang mungkin ditolak karena tidak matang atau membawa penyakit.
Kamera kedua diposisikan dekat pisau pemotong dan membantu memastikan potongan yang halus. Para peneliti juga dapat menyesuaikan tekanan pada cengkeraman lengan robot, sehingga cukup kuat untuk memegang selada, namun tidak sampai menghancurkannya. Menurut tim Cambridge, kekuatan genggaman dapat disesuaikan untuk tanaman lain.
Universitas menambahkan bahwa kendati perangkat purwarupa belum secepat atau seefisien manusia, itu menunjukkan bagaimana robot dapat digunakan dalam pertanian pada skala yang lebih luas. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Field Robotics.
"Setiap bidang berbeda, setiap selada berbeda," Simon Birrell, dari Departemen Teknik Cambridge, mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Tetapi jika kita dapat membuat robot pemanen bekerja dengan selada iceberg, kita juga bisa membuatnya bekerja dengan banyak tanaman lainnya," tambah Birrell.
Penelitian di Cambridge mewakili penggunaan terbaru dari teknologi pintar di sektor pertanian.
Pada akhir Maret 2019, petani buah T&G Global mengumumkan bahwa robot pemanen digunakan untuk melakukan panen apel komersial di Selandia Baru. Robot pemetik apel otomatis telah dikembangkan oleh Abundant Robotics, sebuah perusahaan teknologi yang berbasis di California.
"Mengembangkan pemanen apel otomatis membutuhkan penyelesaian sejumlah masalah teknis yang kompleks secara paralel, dari mengidentifikasi buah yang dapat dipanen secara visual dan memanipulasi secara fisik untuk memetik tanpa memar, hingga menavigasi kebun itu sendiri dengan aman," Dan Steere, CEO Abundant Robotics, mengatakan satu waktu. (M-2)
AI Lab tersebut melengkapi ekosistem riset teknologi Veda Praxis, yang sebelumnya membangun Cybersecurity Lab di Indonesia dan Ho Chi Minh City, Vietnam.
Permentan 15/2025 Permudah Petani Peroleh Pupuk Bersubsidi
Pusat AI baru ini akan menyediakan program pelatihan, dukungan startup melalui Nvidia Inception, serta infrastruktur AI lengkap milik Nvidia dan sistem keamanan cerdas dari Cisco
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Rumah Pendidikan menyediakan layanan spesifik bagi berbagai pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan, Ruang Murid, Ruang Bahasa, hingga Ruang Sekolah.
Kemitraan ini diresmikan melalui acara penandatanganan kerja sama yang berlangsung di Jakarta pada Senin (7/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved