Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Siswa-siswi yang berlatih piano atau bermain-main dengan alat tiup recorder di sekolah mungkin tampak sekadar distraksi dari mata pelajaran yang 'lebih penting' seperti matematika, sains, atau bahasa Inggris.
Namun, penelitian baru telah menemukan bahwa waktu yang dihabiskan untuk menguasai instrumen musik dapat membantu meningkatkan nilai ujian dalam aritmatika dan biologi, kimia dan fisika. Secara keseluruhan, siswa yang menguasai instrumen musik, lebih maju sekitar satu tahun ke depan ketimbang teman-teman nonmusikal mereka.
Ini menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan untuk berlatih tidak dapat dipandang sebelah mata sebagai sekadar distraksi atau persyaratan belajar dari mata pelajaran yang diapresiasi lebih tinggi oleh banyak orang tua.
Menurut para peneliti, disiplin untuk menguasai instrumen dan membaca notasi musik di saat sama dapat meningkatkan konsentrasi dan sejumlah keterampilan belajar yang berguna lainnya.
BACA JUGA: Toy-Story 4, Resonansi Krisis Eksistensi dan Identitas
Peter Gouzouasis dari University of British Columbia melakukan studi tersebut terhadap lebih dari 100.000 siswa Kanada. Dr Gouzouasis mengatakan, "Dulu, orang-orang beranggapan bahwa siswa yang alih-alih mengembangkan keterampilan mereka dalam matematika, sains, dan kelas bahasa Inggris, malah menghabiskan waktu sekolah di kelas musik,
akan berkinerja buruk dalam disiplin itu."
"Faktganya, penelitian kami menunjukkan bahwa semakin banyak mereka belajar musik, semakin baik performa mereka dalam sejumlah mata pelajaran tersebut."
Peneliti melihat catatan sekolah untuk semua siswa yang relevan di British Columbia. Itu termasuk mereka yang mulai kelas satu antara 2000 dan 2003 atau yang telah menyelesaikan tiga tahun terakhir sekolah menengah atas; telah menyelesaikan setidaknya satu ujian standar untuk matematika, sains atau bahasa Inggris di kelas 10 atau 12 - setara dengan ujian di Inggris pada 16 dan 18.
Para ahli mempertimbangkan informasi lebih lanjut termasuk jenis kelamin siswa, etnis mereka, dan status sosial ekonomi mereka. Dari lebih dari 112.000 catatan siswa yang dipelajari, sekitar 13 persen siswa telah berpartisipasi dalam setidaknya satu kursus musik.
Dr Gouzouasis menambahkan, "Belajar memainkan alat musik dan bermain dalam ansambel sangat menuntut. Seorang siswa harus belajar membaca notasi musik, mengembangkan koordinasi mata-tangan-pikiran, mengembangkan keterampilan mendengarkan yang tajam, mengembangkan keterampilan tim untuk bermain dalam ansambel dan mengembangkan disiplin untuk berlatih."
Menurutnya, semua pengalaman belajar itu berperan dalam meningkatkan kapasitas kognitif anak dan efektivitas diri mereka.
“Kami berpikir bahwa efek yang kami lihat adalah sebagian akibat fakta bahwa anak-anak yang terlibat dalam musik sekolah selama bertahun-tahun sebagian besar menerima instruksi musik yang berkualitas dan perlu menguasai harapan tinggi untuk tampil di band sekolah tinggi atau tingkat orkestra.
"Faktanya, keterlibatan musik tingkat tinggi itulah yang kami lihat efeknya paling kuat."
Temuan lengkap dari penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Educational Psychology. (DailyMail/M-2)
UNTUK memperkuat peran akademisi sebagai mitra strategis pemerintah dan dunia usaha, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menandatangani sejumlah nota kesepahaman dengan berbagai pihak.
Peningkatan kualitas pendidikan tinggi bisa dicapai antara lain dengan memperkuat kolaborasi riset.
TAK mudah melangkah keluar dari kenyamanan, namun Almi membuktikan bahwa keberanian mencoba membuka pintu peluang besar.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
Riset Akademik dalam Olahraga Prestasi Studi yang dilakukan Reilly, Bangsbo, dan Franks (2000) mencatat bahwa olahraga prestasi tidak lagi sekadar ajang unjuk kekuatan fisik dan bakat alami.
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved