Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Sukses bergaung di berbagai festival film internasional, Kucumbu Tubuh Indahku (Memories of My Body) akhirnya bakal diputar di dalam negeri. Film besutan Garin Nugroho itu diagendakan tayang 18 April 2019 di jaringan bioskop Tanah Air.
Film tersebut memang punya cara tersendiri untuk pendistribusian. Hal itu terkait dengan tujuan awal pembuatan film yang boleh dikata tidak konvensional.
Titik edar pertama bukan pada ruang pemutaran arus utama seperti bioskop, televisi, maupun platform lainnya. Sebab yang dituju bukan semata pasar dan profit.
"Jenis film seperti ini memang dibuat bukan hanya untuk kepentingan market semata," terang produser Ifa Isfansyah saat berkunjung ke kantor Redaksi Media Indonesia, Jakarta, Senin (8/4).
Menurut Ifa, jenis film seperti Kucumbu Tubuh Indahku memang tidak memungkinkan didistribusikan secara konvensional. Bisa jadi calon penonton belum terbiasa dengan jenis film yang lebih mengutamakan unsur seni ketimbang hanya hiburan.
Yang lebih penting ialah pernyataan dan pesan dari pembuat film, serta semangat untuk menyajikan film alternatif yang mengedukasi.
Selain itu, film dengan tipikal arthouse juga biasanya tidak didukung dana yang besar untuk produksi maupun promosi. Pilihan pola distribusi lain dipertimbangkan. Festival film menjadi salah satu yang patut dicoba.
"Tentu saja pilihan-pilihan film festival bisa jadi distribusi utamanya. Karena memang (di festival), film itu benar-benar dapat apresiasinya, bertemu dengan kelompoknya," tambahnya.
Pola distribusi itupun harus dilakukan secara saksama. Tidak sembarang festival bisa menjadi ajang untuk pendistribusian film yang manjur. Harus dipilih festival film yang benar-benar sesuai, sekaligus mempunyai gaung besar di antara banyak festival film. "Dalam konteks ini akhirnya pilihannya dan diterima di Venice Film Festival," ujarnya.
Kucumbu Tubuh Indahku bercerita tentang sosok penari lengger bernama Juno (Muhammad Khan) yang sejak kecil ditinggal sendiri oleh orang tuanya. Juno seolah membawa sial sehingga setiap ada satu kejadian buruk, yang mana turut membuat dia trauma. Juno pun pindah tempat tinggal dari satu saudara ke saudara lain.
Juno mendapat perhatian dari banyak orang dalam perjalanannya. Meski demikian, Juno masih harus menghadapi trauma dan bergelut dengan ketubuhannya sendiri.
Kucumbu Tubuh Indahku diproduksi oleh Fourcolours Films bersama Go-Studio. Film yang diangkat dari kehidupan nyata maestro tari Rianto tersebut telah diputar dan mendapat apresiasi di sejumlah festival film internasional. Kucumbu Tubuh Indahku berhasil masuk dalam Venice Film Festival ke-75 hingga Asian Premiere di Busan, Korea Selatan, sekaligus meraih predikat Film Terbaik di Festival des 3 Continen, Nantes, Perancis. (M-2)
BACA JUGA: Putar Ulang Zaman dengan Lagu Lawas
IKATAN Keluarga Minangkabau (IKM) mengelar turnamen Golf Open memperebutkan piala bergilir Menteri Kebudayaan di Permata Sentul Golf Club, Bogor, Jawa Barat
Konsep yang dihadirkan beragam seperti teater, karya seni hingga pameran keindahan dari lokasi wisata yang ada.
Dalam Pesta Rakyat Pabrik Gula, berbagai macam penampilan seni dan budaya seperti yang ada di film ditampilkan seperti kuda lumping dan manten tebu
Moderasi agama dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya melalui kesenian.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
DEWAN Kesenian Klaten, Jawa Tengah, menggelar pameran seni rupa, macapat dan geguritan di Joglo Monumen Juang 45 Klaten, Minggu (27/10).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved