Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
Berawal dari kesadaran diri sendiri untuk menjaga lingkungan dengan lebih baik, Betry Agrisa akhirnya tercemplung ke dalam dunia bisnis yang menjanjikan.
Ia kini menjadi produsen berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari sapu tangan, penyeka wajah, spons pencuci piring, hingga pembalut. Barang-barang yang dia produksi tidak sembarangan. Itu memilki nilai karena dibuat dengan bahan-bahan ramah lingkungan.
Dalam pembuatan spons cuci piring, Betry memanfaatkan kain perca sebagai bahan baku.
Baca juga : Paper.id dan Accurate Indonesia Kolaborasi Bantu UMKM Masuk Ekosistem Digital
“Kami mengusahakan, dalam produksi, meminimalisir sampah. Walaupun ada sisa perca terkecil juga kita berupaya untuk digunakan sebagai produk baru yang masih ada nilai manfaatnya,” ujar Betry.
Adapun, untuk pembalut, bahan baku yang digunakan adalah kain katun. Bahan itu ia pilih karena lebih mudah diurai daripada pembalut pada umumnya.
“Untuk pembalut, kami gunakan kain katun baru dan bersih karena itu kan untuk area wanita yang harus terjaga kebersihannya,” tuturnya.
Baca juga : BjbPreneur on Campus Universitas Esa Unggul: Rancang Konsep Sustainability Business
Ia mengatakan saat ini memang sudah banyak pembalut ramah lingkungan yang dijual di pasar. Namun, sebagian besar dari mereka masih menggunakan bahan fleece. Bahan fleece sendiri, ucap Betry, memiliki kandungan polyester atau plastik sehingga butuh waktu lama untuk diurai.
"Kami pilih katun karena lebih cepat terurai, mungkin hanya dalam enam bulan," ucapnya.
Di sisi lain, katun juga memiliki sejumlah kelebihan yaitu daya serap yang bagus dan memiliki ruang napas sehingga nyaman digunakan.
Baca juga : Olsera Pro Hadirkan Fitur untuk Berdayakan UMKM Tanpa Biaya Tambahan
Saat ini, Betry bisa memproduksi 500 sampai 1.000 produk setiap bulan. Omzetnya bisa mencapai Rp3 juta.
Ia mengakui masih menemui kendala dalam memasarkan produk UMKM miliknya. Sejauh ini, ia hanya menjual barang-barang yang dihasilkan di e-commerce dan media sosial. Produk-produknya bisa ditemui dengan nama Daridiri.
Nama itu dipilih sebagai pengingat dan penyemangat bahwa untuk menjaga lingkungan dan mengurangi sampah semua harus dimulai dari diri sendiri.
Baca juga : Koperasi dan UMKM Diminta Utamakan Mediasi dalam Sengketa Hukum
Saat ini, Betry telah mampu memberdayakan para perempuan di sekitar tempat tinggalnya. Setelah dua tahun berdiri, Daridiri bisa membuka lapangan kerja, terutama bagi ibu-ibu yang membutuhkan pemasukan tambahan.
“Aku memang menyasar ibu-ibu rumah tangga. Aku ajak mereka kerja sama dalam proses jahit, cutting dan sebagainya,” papar Betry.
Sejauh ini, ia memiliki tiga mitra yaitu Ibu Iyah, Ibu Dede, dan Ibu Evi. Kepada mereka, Betry menerapkan sistem bagi hasil.
"Aku hitung setiap jahitan yang dikerjakan oleh para ibu dan mengalkulasi upah yang didapatkan," terangnya.
Ia berharap bisnisnya bisa berkembang lebih pesat di masa mendatang. Tidak hanya semata demi mengejar nilai ekonomi, ia ingin melalui produk-produknya kehidupan di Bumi bisa jauh lebih baik. Selain itu, ia juga ingin terus membantu warga menciptakan peluang kerja baru.
Para ilmuwan di ETH Zurich kembangan alat di dalam pembalut menstruasi untuk mendeteksi biomarker penyakit, termasuk kanker ovarium.
Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2024, Indonesia sendiri menyumbang hampir 34 juta ton sampah.
"Ruam dapat disebabkan oleh gesekan, kelembapan, panas, dan iritasi yang berkontribusi terhadap penumpukan bakteri,”
Selain menjaga lingkungan, penggunaan pembalut kain juga dinilai dapat membuka peluang ekonomi bagi perempuan yang membuatnya, sehingga turut mendukung perekonomian rumah tangga.
Penting untuk memeriksa kemasan produk agar tidak rusak, tidak terbuka, dan tidak basah.
Menjaga kesehatan selama menstruasi penting untuk mencegah infeksi dan menjaga kebersihan vagina.
Program SisBerdaya dan DisBerdaya ini menjadi salah satu implementasi nyata dari komitmen tersebut, sekaligus strategi menjembatani kesenjangan digital di kalangan pelaku UMKM perempuan.
Kemendag telah memfasilitasi sekitar 700 UMKM di program UMKM Bisa Ekspor dengan total transaksi US$90,04 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.
Pemerintah Kota Padang, Sumatra Barat, menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pelaku UMKM. Selama perayaan Hari Jadi Kota (HJK) ke-356 Kota Padang, pelaku UMKM difasilitasi berjualan.
NESTLE Indonesia menerima kunjungan dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar beserta jajaran di Pabrik Nestlé Karawang, Jawa Barat. Produk olahan
INDUSTRI kosmetik dan skincare tanah air yang terus mencatatkan pertumbuhan positif menjadi alasan bagi para manufaktur maklon melahirkan inovasi bagi UMKM.
DALAM ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, Astra Financial kembali menghadirkan inisiatif sosial berkelanjutan melalui program I Care I Share.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved