Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Wawang Sunarya, seorang yang hidup dengan keterbatasan, tidak menyerah dengan keadaan. Terlahir sebagai difabel, Wawang mampu mengukir prestasi luar biasa dengan kreativitas yang tidak terbatas, terutama melalui jemari ajaibnya. Kekuatan magis yang dimiliki jemarinya, membuat Wawang bisa menciptakan karya seni yang memukau dan bernilai ekonomi, mulai dari hiasan hingga action figure.
Wawang mengaku mengasah bakatnya secara otodidak. Ia sedikit belajar dari ibunya yang memang mahir menjahit. Dari situ, ia terbiasa menggerakkan jari-jarinya hingga bisa menciptakan banyak produk menarik.
Dalam menciptakan action figure, Wawang hanya memanfaatkan limbah kertas. Awalnya, ia hanya berniat membuat itu untuk dipajang dan dinikmati sendiri. Namun, seorang temannya meyakinkan dia untuk menjajakannya kepada masyarakat. Ia pun menerima masukan itu dan mulai memasarkan hasil karyanya.
Baca juga : Menggandeng Teman Difabel untuk Berkompetisi dan Membangun Keberdayaan
Tanpa diduga, produknya mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Saat pertama kali berjualan di Setu Babakan, Jakarta, action figure berbasis budaya dan wayang yang dia bawa ludes terjual.
"Saat itu saya bawa selusin. Satu barang harganya Rp50 ribu. Awalnya saya tidak yakin juga bakal laku. Ternyata sejam habis," ujar Wawang.
Dari situ, namanya mulai dikenal di kalangan kreator karya seni dan membawanya ke komunitas yang lebih besar. Wawang terus mengeksplorasi seni pembuatan action figure dengan menggunakan bahan resin dan tanah liat. Belajar dari para anggota di komunitas seni membuatnya semakin berkembang dalam pembuatan action figure.
Baca juga : Irma Suryati, Brilianpreneur yang Melayani dengan Sepenuh Hati agar Difabel Mandiri
“Awalnya pakai kertas, bubur kertas, semen, lilin mainan. Tadinya malah tidak tahu pakai resin, pakai tanah liat, sekarang banyak komunitas, bisa tanya-tanya. Jadilah banyak temen banyak ilmu. Belajarnya begitu saja,” tuturnya.
Kini, produk yang ia dibanderol mulai dari Rp200 ribu. Tiap-tiap action figure memiliki harga yang berbeda tergantung tingkat kesulitan dalam pembuatannya.
Wawang bahkan pernah menerima pesanan untuk membuat replika Ketua DPRD Kota Bogor dan Wali Kota Bogor Bima Arya.
Baca juga : Karya Nyata Festival Vol 3 Digelar, Produk UMKM Binaan PTPN IV Tarik Minat Pengunjung
“Bisa custom satuan. Banyak juga bisa. Kalau banyak biasanya bikin cetakannya jadi biar gampang,” jelas Wawang.
Tidak berhenti di situ, Wawang terus mengembangkan tekniknya dengan memanfaatkan mesin 3D printing. Kini, ia mampu menciptakan karya dengan lebih efisien dan presisi tanpa kehilangan sentuhan personalnya.
Kisah inspiratif Wawang Sunarya menunjukkan bahwa keberanian untuk mengekspresikan diri dan menghadapi tantangan dengan kreativitas dapat mengubah hidup seseorang. Dengan jemari ajaibnya, Wawang telah membuktikan bahwa ketidaksempurnaan fisik bukan penghalang untuk meraih impian dan sukses dalam hidup.
Prestasi Wawang dalam menjajakan action figure mendapatkan apresiasi dari beberapa pihak, seperti dari Astra Disability. Choco-01 Miniatur Action Figure yang diproduksi Wawang masuk 10 Besar Nasional Difabisa 2021. Ia juga memperoleh Top Achiever for outstanding performance in business and income breakthrough in the R.I.S.E Financial and Entrepreneurship traning Programme. (Z-11)
UJIAN Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN) 2025 kembali digelar serentak di seluruh Indonesia dengan sistem daring melalui Sistem Seleksi Elektronik (SSE).
"Mau bikin ram justru bertolak belakang dengan kearifan masyarakat adat, padahal itu kebutuhan bagi penyandang disabilitas,"
Hafsah tak sendiri, melainkan bersama 9 difabel lainnya turut meningkatkan kapasitas melalui pelatihan ini.
Yayasan Indonesia Setara (YIS) berkolaborasi dengan Kitaoneus.asia dan Refo menghadirkan pelatihan pemasaran digital bertajuk Saatnya Difabel Setara.
Difabel didampingi pengawas dan juru bahasa isyarat di laboratorium komputer gedung B, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
Alfa tertarik mengikuti pelatihan selain meraih kesetaraan, juga ingin berkompeten sehingga bisa bekerja di sektor lain yang lebih cemerlang.
Menandai perjalanan 22 tahunnya, Global Auction menyelenggarakan acara spesial bertajuk Global Auction’s 22nd Anniversary Sale: Southeast Asian, Chinese, Modern and Contemporary Art
FINNA Art of The Year 2025 hadir untuk mencari para seniman Indonesia dalam menghasilkan karya-karya seni lewat program kompetisi desain dan juga hibah seni.
Rasakan alunan cello yang memukau! Temukan harmoni indah, kisah mendalam, dan emosi yang menyentuh jiwa dalam setiap gesekan senar.
Jelajahi ragam hias figuratif: seni representasi manusia & hewan. Temukan makna, sejarah, dan contohnya dalam budaya visual.
Lemah Teles: Lirik lagu menyentuh kalbu, membangkitkan kenangan indah dan pahit. Temukan makna mendalam di setiap baitnya!
Lemah Teles: Lirik pilu pengantar nostalgia. Resapi makna mendalam, sentuh jiwa, dan hanyut dalam kenangan indah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved