Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBUAH penelitian terobosan dari Tim Ilmuwan Universitas Peking, Tiongkok, mengungkapkan inti dalam Bumi, bola padat besi dan nikel seukuran Pluto, pernah berhenti berputar dan berbalik arah. Fenomena ini, yang diduga terjadi dalam siklus 60-70 tahun, menjadi kunci untuk memahami hubungan antara dinamika Bumi bagian dalam dengan fenomena permukaan seperti perubahan iklim dan aktivitas geologis.
Inti dalam Bumi terletak sekitar 5.100 km di bawah permukaan, dikelilingi inti luar cair yang memungkinkannya berotasi secara independen. Selama beberapa dekade, para ilmuwan mempelajari pergerakannya dengan menganalisis gelombang seismik dari gempa bumi.
Menurut studi yang dipublikasikan di Nature Geoscience, tim yang dipimpin Xiaodong Song dan Yi Yang menganalisis data gempa "berulang" (doublet events) dari tahun 1960 hingga 2023. Hasilnya menunjukkan :
Perubahan ini terdeteksi dari pola gelombang seismik yang tidak biasa setelah tahun 2009. Fenomena serupa pernah tercatat pada awal 1970-an, dan diprediksi berulang sekitar pertengahan 2040-an.
Para ilmuwan menduga fenomena ini terkait interaksi kompleks antar-lapisan Bumi :
Siklus perubahan rotasi ini diduga berulang setiap 70 tahun, bertepatan dengan fluktuasi iklim global dan kenaikan permukaan laut.
Meski terdengar dramatis, efek pada manusia minimal. Namun, studi ini mengungkap korelasi dengan :
Temuan ini memicu perdebatan :
Studi tambahan oleh University of Southern California pada 2024 mendukung temuan ini. Mereka menemukan perlambatan rotasi inti dalam sejak 2010, yang mungkin memengaruhi kecepatan rotasi lapisan luar Bumi.
Perubahan rotasi inti dalam Bumi adalah bagian dari siklus alami yang belum sepenuhnya terpecahkan. Meski tidak berdampak langsung pada manusia, temuan ini membuka jendela baru untuk mempelajari interaksi antar-lapisan Bumi dan pengaruhnya terhadap iklim serta geologi. Penelitian lanjutan diperlukan untuk memastikan mekanisme pasti di balik fenomena ini. (Nature Geoscience/SCMP/CBS News/Live Science/Z-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved