Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Meta Bayar US$25 Juta Buntut Penangguhan Akun Facebook Trump

Dhika Kusuma Winata
31/1/2025 14:32
Meta Bayar US$25 Juta Buntut Penangguhan Akun Facebook Trump
Ilustrasi(Dok Meta)

PERUSAHAAN induk Instagram dan Facebook, Meta, akan membayar US$25 juta (setara Rp407 miliar) untuk menyelesaikan gugatan hukum Presiden AS Donald Trump. Ganti rugi tersebut dilakukan buntut penangguhan akun Trump di Facebook setelah kerusuhan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol AS. 

Dilaporkan NBC, Meta mengajukan pemberitahuan penyelesaian di pengadilan federal di San Francisco, tempat gugatan tersebut diajukan, pada Rabu waktu setempat. 

Juru bicara Meta, Andy Stone, secara terpisah mengonfirmasi ketentuan tersebut yaitu pembayaran sebesar US$25 juta dari perusahaan. Sebanyak US$22 juta akan diberikan untuk dana perpustakaan kepresidenan Trump dan sisanya untuk biaya hukum kasus tersebut. 

Penyelesaian tersebut tidak mengharuskan Meta untuk mengakui kesalahan. Adapun Gedung Putih menolak mengomentarinya. Penyelesaian gugatan tersebut sebelumnya dilaporkan oleh The Wall Street Journal. 

Meta menangguhkan akun media sosial Trump setelah kerusuhan Capitol oleh pendukung Trump. Perusahaan media sosial itu .embatasi kehadiran Trump secara darinf selama dua minggu terakhir masa jabatan pertamanya. 

Zuckerberg berkomentar dalam sebuah posting di Facebook pada 7 Januari 2021 terkait penolakan Trump untuk mengutuk para pendukungnya yang menyerbu dan menduduki Capitol. Menurut Zuckerberg, Trump bermaksud untuk menggunakan sisa masa jabatannya demi merusak transisi kekuasaan kepada Joe Biden. 

Meta merupakan perusahaan besar kedua yang membayar untuk menyelesaikan gugatan hukum Trump sejak memenangi masa jabatan kedua dalam pemilihan umum November. 

Pada Desember lalu, perusahaan media ABC News juga membayar US$15 juta untuk menyelesaikan gugatan Trump yang menuduh pembawa acara George Stephanopoulos melakukan fitnah. 

CEO Meta, Mark Zuckerberg, bekerja keras untuk mendekati Trump sejak pemilihan presiden lalu. Setelah Trump memenangi pemilu, Zuckerberg kemudian menyumbang dana untuk pelantikan. 

Dia kemudian mendapat memiliki kursi utama ketika pelantikan Trump dan kemudian menyelenggarakan pesta untuk menghormati Trump. 

Meta juga merombak kebijakan moderasi konten. Tak hanya itu, Zuckerberg juga mempromosikan seorang Republikan, Joel Kaplan, untuk menjadi kepala kebijakan global perusahaan. 

Trump sebelumnya mengkritik Zuckerberg dan Meta. Pada akhir Agustus, Trump menerbitkan buku foto yang di dalamnya mengatakan Zuckerberg akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara jika melakukan sesuatu yang ilegal untuk memengaruhi pemilihan presiden. Saat itu, Meta menolak mengomentari pernyataan tersebut. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya