Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
FOTO yang baru-baru ini dirilis Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) NASA menunjukkan pandangan dari atas bukit pasir yang menyerupai ketela ginjal. Foto ini, diambil untuk membantu ilmuwan menentukan apakah kondisi di Planet Merah bisa mendukung kehidupan di masa lalu.
Dalam foto yang diambil pada September 2022 dan dirilis secara publik pada Desember 2024, bukit pasir tampak sangat tidak bergerak. Bukit pasir di Mars dan Bumi biasanya bergerak seiring angin yang membawa butiran pasir dari satu sisi bukit dan menjatuhkannya di sisi lain, membuat padang pasir terlihat seperti laut yang bergerak lambat.
Namun, bukit pasir dalam foto ini tertutup lapisan es karbon dioksida selama musim dingin di belahan utara Mars. Es ini mencegah angin mengangkat pasir, sehingga bukit pasir tidak bergerak hingga mencairnya salju musim semi.
Gambar bukit pasir yang tertutup es ini membantu ilmuwan mempelajari apakah air pernah ada di permukaan planet itu cukup lama untuk mendukung evolusi dan kelangsungan hidup kehidupan di Mars. Meskipun es tersebut terbuat dari karbon dioksida, bukan air, ia tetap memengaruhi kemungkinan bahwa Mars memiliki air dalam waktu yang lama di masa lalu.
Jumlah karbon dioksida di Mars bervariasi tergantung pada bagaimana posisi planet ini relatif terhadap matahari. Bumi sedikit bergoyang saat berputar di sumbu yang sedikit miring, dan ini memberi kita musim yang berbeda. Namun, kemiringan sumbu Mars bergoyang cukup banyak selama jutaan tahun, mengubah musim-musimnya secara drastis.
Ketika Mars cukup miring, es karbon dioksida berubah menjadi gas dalam skala besar — cukup untuk memberi seluruh planet atmosfer yang lebih tebal. Atmosfer yang lebih tebal ini mungkin cukup untuk mendukung air cair dalam waktu yang lama.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana es karbon dioksida datang dan pergi dalam kondisi saat ini di Mars, ilmuwan dapat membuat prediksi yang lebih baik tentang iklim masa lalu Mars. Mempelajari bagaimana es ini berubah dengan musim juga dapat membantu ilmuwan mengenali formasi geologis yang disebabkan oleh karbon dioksida, mengungkapkan lebih banyak detail tentang perubahan iklim planet ini.
Jika ada periode waktu ketika iklim mendukung adanya air cair yang stabil, ada kemungkinan besar bahwa Mars bisa saja mendukung kehidupan mikrobial — dan mungkin kehidupan tersebut masih tersembunyi di suatu tempat. (Live Sciance/Z-3)
Mars tidak selalu kering dan tandus seperti sekarang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa miliaran tahun lalu, planet merah ini pernah mengalami hujan deras bahkan salju.
Para peneliti menemukan lebih dari 15.000 km aliran sungai kuno di Mars, menunjukkan Planet Merah pernah hangat dan basah akibat hujan.
Foto terkini dari ESA menampilkan permukaan Mars dalam semburat kuning, jingga, dan coklat.
Sebuah studi menemukan lapisan tanah liat tebal dan kaya mineral di permukaan Mars.
Liburan sekolah telah tiba, dan tak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat anak-anak menikmati waktu bebas mereka dengan penuh keceriaan.
NASA kembali mencatat tonggak sejarah eksplorasi Mars dengan mengabadikan momen langka: gunung berapi raksasa Arsia Mons yang menembus lautan awan pagi di planet merah
SUNGAI adalah indikator kemajuan. Pemulihan dan penataan aliran sungai merupakan pekerjaan strategis, karena menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Kerusakan ginjal bisa memberi dampak kesehatan serius bagi organ tubuh lainnya seperti jantung, hati, dan bahkan otak.
Menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2020, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kelangkaan atau krisis air bersih pada 2045.
Batu ginjal terbentuk dari endapan mineral, garam, dan zat sisa lainnya yang mengkristal akibat kebiasaan kurang minum.
Sebuah studi mengungkap air mungkin terbentuk jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, hanya 100-200 juta tahun setelah Big Bang.
Sebuah penelitian terbaru mengungkap air sudah mulai terbentuk di alam semesta lebih awal dari yang diperkirakan, hanya 100-200 juta tahun setelah Big Bang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved