Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mengapa Waktu Terasa Lebih Lambat Saat Kesadaran Kita Berubah?

Gemma R Zaneta
06/1/2025 16:59
Mengapa Waktu Terasa Lebih Lambat Saat Kesadaran Kita Berubah?
Wktu terasa lambat(Freepik)

PERNAHKAH Anda merasa waktu berjalan lebih lambat dalam situasi tertentu? Misalnya, saat Anda berada di tempat baru atau bepergian ke negara asing, seminggu di sana terasa jauh lebih panjang dibandingkan seminggu di rumah.

Hal serupa juga terjadi ketika Anda bosan, sedang sakit, atau menghadapi situasi darurat.

Sebaliknya, waktu terasa berlalu lebih cepat ketika Anda menikmati aktivitas yang Anda sukai, seperti bermain musik, melukis, atau menari. Banyak orang juga melaporkan bahwa waktu terasa semakin cepat berlalu seiring bertambahnya usia.

Namun, mengapa kita merasakan waktu secara berbeda? Penjelasan ini tidak hanya menarik secara psikologis, tetapi juga memiliki dimensi ilmiah.

Artikel ini akan membahas fenomena tersebut, termasuk konsep "Pengalaman Perluasan Waktu" dan pengaruh perubahan kesadaran terhadap persepsi waktu.

Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Waktu

Penelitian menunjukkan bahwa cara kita merasakan waktu dipengaruhi oleh bagaimana otak memproses informasi. Semakin banyak informasi yang diterima otak—baik dalam bentuk sensasi, emosi, atau pikiran—waktu terasa lebih lambat. Hal ini menjelaskan mengapa waktu terasa lebih panjang bagi anak-anak yang hidup di dunia yang masih penuh hal baru.

Sebaliknya, ketika kita fokus pada suatu aktivitas, otak memproses informasi dengan cara yang lebih terpusat, sehingga waktu terasa lebih cepat. Contohnya, saat Anda tenggelam dalam pekerjaan atau bermain catur, perhatian yang intens menyebabkan Anda kehilangan kesadaran terhadap waktu.

Bosan juga membuat waktu terasa lebih lama karena pikiran kita menjadi tidak fokus dan cenderung "mengembara." Lingkungan baru atau situasi tidak familiar pun dapat memperlambat persepsi waktu karena otak harus memproses lebih banyak informasi baru.

Apa Itu Pengalaman Perluasan Waktu (Tee)?

Time Expansion Experience (Tee) adalah fenomena di mana waktu terasa berjalan lebih lambat, meskipun dalam kenyataannya hanya beberapa detik berlalu. Pengalaman ini sering terjadi dalam situasi darurat, seperti kecelakaan atau jatuh, di mana waktu terasa "meluas," memberikan kesempatan untuk berpikir dan bertindak dengan cepat.

Menurut penelitian Steve Taylor, sekitar 85% orang pernah mengalami setidaknya satu kali pengalaman Tee. Setengah dari pengalaman ini terjadi dalam situasi darurat, dan seringkali memberikan keuntungan, seperti membantu seseorang menghindari cedera serius.

Pengaruh Psikedelik

Sekitar 10% pengalaman Tee berkaitan dengan penggunaan zat psikedelik, seperti LSD (Lysergic Acid Diethylamide). Zat ini dapat memengaruhi persepsi waktu, membuat sepersekian detik terasa jauh lebih panjang. Dalam kasus ini, pengalaman Tee sering dikaitkan dengan perubahan mendalam dalam cara otak memproses informasi.

Mengapa Tee Terjadi?

Dua teori utama mencoba menjelaskan fenomena ini:

1. Teori Noradrenalin

Dalam situasi darurat, hormon noradrenalin dilepaskan, memicu respons "melawan atau lari." Ini membuat kesadaran kita lebih tajam, memungkinkan kita memproses lebih banyak informasi dalam waktu singkat. Namun, teori ini tidak sepenuhnya cocok untuk pengalaman Tee yang tenang atau damai.

2. Teori Ilusi Ingatan

Pengalaman Tee mungkin muncul sebagai ilusi yang terbentuk dari ingatan. Dalam situasi darurat, kesadaran kita menjadi sangat fokus, sehingga kita menerima lebih banyak informasi. Ketika kita mengingat kembali situasi tersebut, pengalaman itu terasa lebih panjang karena jumlah detail yang disimpan dalam ingatan.

Perubahan Kesadaran dan Persepsi Waktu

Menurut Steve Taylor, untuk memahami Tee, kita perlu melihat bagaimana kesadaran berubah dalam kondisi tertentu. Perubahan kesadaran dapat terjadi akibat guncangan mendadak, seperti kecelakaan, atau melalui konsentrasi yang sangat intens, seperti saat berolahraga atau bermeditasi.

Ketika kesadaran kita berubah, perasaan terpisah antara diri kita dan dunia sekitar menghilang. Kita merasa lebih terhubung dengan lingkungan, yang menyebabkan persepsi waktu menjadi tidak biasa. Dalam kondisi ini, batas antara diri kita dan dunia luar menjadi kabur, dan kita mulai merasakan waktu dengan cara yang berbeda.

Persepsi waktu bukanlah sesuatu yang tetap. Pengalaman seperti kebosanan, kesenangan, situasi darurat, hingga penggunaan psikedelik dapat memengaruhi cara kita merasakannya.

Fenomena seperti Pengalaman Perluasan Waktu (Tee) menunjukkan bahwa waktu lebih dari sekadar angka di jam; itu adalah pengalaman subjektif yang dipengaruhi oleh kondisi kesadaran kita.

Jika Anda pernah merasa waktu berjalan lebih lambat atau lebih cepat, itu adalah hasil dari interaksi kompleks antara otak, pikiran, dan lingkungan sekitar. Fenomena ini memberikan wawasan menarik tentang bagaimana kita memahami dunia dan diri kita sendiri. (Livescience/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya