Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Misteri Lubang Hitam Omega Centauri: Gugus Lubang Hitam Bermassa Bintang atau Lubang Hitam Bermassa Menengah?  

Thalatie K Yani
20/12/2024 11:05
Misteri Lubang Hitam Omega Centauri: Gugus Lubang Hitam Bermassa Bintang atau Lubang Hitam Bermassa Menengah?  
Penelitian terbaru mengungkapkan Omega Centauri, gugus bintang padat di Bima Sakti, mungkin bukan rumah bagi lubang hitam bermassa menengah.(ESO)

PENELITIAN baru membawa kabar kurang baik bagi para ilmuwan yang sebelumnya mengira mereka telah menemukan "mata rantai yang hilang" berupa lubang hitam di sebuah gugus bintang padat di galaksi Bima Sakti.

Temuan baru ini menunjukkan alih-alih sebuah lubang hitam bermassa menengah yang langka, terdapat gugus lubang hitam bermassa bintang di Omega Centauri, yang diyakini sebagai sisa-sisa galaksi kuno yang "dikonsumsi" Bima Sakti.

"Perburuan lubang hitam bermassa menengah yang sulit ditemukan masih berlanjut," ujar anggota tim peneliti Justin Read, seorang ilmuwan dari Universitas Surrey di Inggris. 

"Masih mungkin ada lubang hitam bermassa menengah di pusat Omega Centauri, tetapi penelitian kami menunjukkan massanya tidak lebih dari sekitar 6.000 kali massa matahari dan hidup berdampingan dengan gugus lubang hitam bermassa bintang."

Astronom pertama kali mencurigai keberadaan lubang hitam di Omega Centauri, yang memiliki sekitar 10 juta bintang, ketika mereka menyadari beberapa bintang bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan.

Tahun lalu, tim astronom yang menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble menyatakan mereka menemukan lubang hitam bermassa menengah dengan massa sekitar 8.200 kali massa matahari.

Namun, analisis ulang gugus bintang tersebut mengindikasikan kemungkinan lain.

Mengapa Lubang Hitam "Mata Rantai yang Hilang" Penting?

Sesuai namanya, lubang hitam bermassa menengah berada di antara lubang hitam bermassa bintang (10 hingga 1.000 massa matahari) dan lubang hitam supermasif di pusat galaksi, yang memiliki massa jutaan hingga miliaran kali massa matahari.

Penemuan lubang hitam bermassa menengah yang dekat dengan Bumi dianggap menarik karena lubang hitam ini diyakini sebagai mata rantai penting dalam proses merger yang membantu lubang hitam mencapai status supermasif. Namun, lubang hitam jenis ini sulit ditemukan meskipun para ilmuwan meyakini bahwa mereka seharusnya umum di alam semesta.

Seperti lubang hitam lainnya, mereka dikelilingi cakrawala peristiwa yang menjebak cahaya. Ini membuat mereka hanya dapat terdeteksi ketika ada materi di sekitarnya yang mereka makan untuk bertambah besar, yang menghasilkan cahaya terang.

Lubang hitam bermassa menengah diduga "terhenti" karena kekurangan gas dan debu untuk dimakan. Akibatnya, mereka menjadi tidak terlihat dan hanya dapat dikenali dari efek gravitasi mereka pada bintang di sekitarnya.

Interaksi gravitasi lubang hitam bermassa menengah di pusat Omega Centauri diyakini mempercepat bintang-bintang di inti gugus ini hingga kecepatan tinggi.

"Kami telah lama mengetahui keberadaan lubang hitam supermasif di pusat galaksi dan lubang hitam bermassa bintang di galaksi kita sendiri," kata anggota tim peneliti Andrés Bañares Hernández dari Instituto de Astrofísica de Canarias.

"Namun, ide tentang lubang hitam bermassa menengah yang dapat menjembatani kesenjangan ini masih belum terbukti," tambahnya. "Dengan mempelajari Omega Centauri kami mampu menyempurnakan metode kami dan mengambil langkah maju dalam memahami apakah lubang hitam semacam itu ada dan peran mereka dalam evolusi gugus bintang dan galaksi."

Penelitian ini membantu menyelesaikan perdebatan selama dua dekade dan membuka jalan baru untuk eksplorasi di masa depan.

Data Baru dari "Mercusuar Kosmik"

Peneliti mempertimbangkan sumber data baru berupa "mercusuar kosmik" yang disebut pulsar. Pulsar adalah sisa-sisa bintang neutron yang berputar cepat dan terbentuk saat bintang besar kehabisan bahan bakar dan runtuh di bawah gravitasi mereka sendiri. Saat berputar hingga 700 kali per detik, pulsar memancarkan sinar radiasi dari kutubnya, yang tampak seperti cahaya mercusuar ketika mengarah ke Bumi.

Data pulsar memungkinkan tim untuk memeriksa medan gravitasi di pusat Omega Centauri dengan lebih detail, sehingga membedakan antara efek lubang hitam bermassa menengah dan gugus lubang hitam bermassa bintang. Hasilnya, gugus lubang hitam bermassa bintang menjadi penjelasan yang lebih mungkin.

Penelitian Lebih Lanjut

Penemuan ini tidak terlalu mengecewakan para ilmuwan. Read percaya bahwa penemuan lubang hitam bermassa menengah hanya masalah waktu. "Semakin banyak akselerasi pulsar yang terdeteksi, memungkinkan kami mengamati inti gugus bintang dengan lebih tepat," katanya.

Selain itu, penelitian ini juga membantu memahami mekanisme pembentukan pulsar, karena banyak pulsar baru telah terdeteksi di Omega Centauri.

"Omega Centauri adalah lingkungan ideal untuk mempelajari model pembentukan pulsar," Hernández menyimpulkan. "Analisis kami memungkinkan hal ini dilakukan untuk pertama kalinya." (Space/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya