Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tidak Semua Kecerdasan Buatan dapat Diterapkan di Dunia Bisnis

Ernest Narus
26/9/2024 05:50
Tidak Semua Kecerdasan Buatan dapat Diterapkan di Dunia Bisnis
Ilustrasi(Freepik)

ARTIFICIAL Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Akan tetapi, tidak semua AI dapat diterapkan di dunia bisnis. 

Menurut kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, tingkat adopsi AI meningkat sebesar 34% antara 2022 dan 2024. Melihat masifnya penggunaan AI dalam segala bidang kehidupan, tanpa terkecuali dunia bisnis, membuat banyak pihak menilai teknologi baru ini sebagai ‘tulang punggung’ yang banyak memberikan manfaat bagi individu maupun bisnis. 

Senior Vice President Snowflake kawasan ASEAN dan India, Sanjay Deshmukh, menegaskan pentingnya membedakan AI konsumen yang sangat populer saat ini (misalnya ChatGPT dan Midjourney) dengan AI Perusahaan. Hal itu karena tidak semua AI dapat dijalankan dalam dunia bisnis. 

Baca juga : Perusahaan Cip AI Inggris Dibeli Konglomerat Jepang

“Saya ingin berbicara tentang perbedaan antara AI konsumen dan AI perusahaan. Alasannya penting adalah karena AI konsumen sangat populer. Semua orang tahu ChatGPT, Midjourney, dan semua alat itu tidak bagus untuk perusahaan. Perusahaan memiliki data pelanggan dan mereka harus menjaga data tersebut,” tegas Sanjay dalam acara media briefing Snowflake di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Rabu (25/9). 

Sanjay menambahkan, AI konsumen atau yang biasa digunakan banyak orang, memiliki tingkat akurasi yang cendrung rendah. Hal ini akan membawa dampak buruk jika AI konsumen dioperasikan dalam dunia bisnis/perusahaan. 

“Anda tidak bisa mendapatkan akurasi 78% dalam AI konsumen yang bagus. Dan Anda mampu berhalusinasi 20% dari waktu. Dalam bisnis perusahaan, AI perusahaan halusinasi harus 0% dan Anda harus 100% akurat. Itulah sebabnya kami mengedukasi bahwa AI konsumen tidak baik untuk perusahaan,” lanjutnya. 

Baca juga : Taipei, Kota Cerdas Berkelanjutan Bawa Peluang Bisnis Hijau ke Indonesia

Selain keakuratannya yang belum teruji, AI konsumen juga ternyata dapat mengancam keamanan dan privasi data. Hal itu dipengaruhi cara kerja AI yang melibatkan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data. 

“Kami melihat bahwa pelanggan kami menghadapi tantangan keamanan dan privasi. Ini adalah masalah nomor satu,” tutur Sanjay. 

AI konsumen (populer) adalah serangkaian teknologi yang memungkinkan komputer menjalankan fungsi tingkat lanjut, seperti kemampuan melihat, memahami, membuat rekomendasi, analisis data, dan masih banyak lagi. 

Sedangkan, AI perusahaan lebih dari sekadar otomatisasi sederhana. Dengan memanfaatkan set data besar dan algoritma canggih dapat membantu memecahkan masalah bisnis kompleks, meningkatkan efisiensi dan mendorong inovasi. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya