Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PEMOPULASIAN ulang spesies hewan yang terancam punah kerap kali dilakukan untuk menjaga kelestarian hewan tersebut.
Akhir-akhir ini, campur tangan manusia, baik secara personal maupun melalui badan pelestarian hewan yang terancam punah, sedang gencar dilakukan. Namun, perlu diingat, hewan yang telah dilabeli sebagai hewan terancam punah merupakan aktor utama dalam praktik pelestarian itu. Seekor kura-kura raksasa galapagos (Chelonoidis hoodensis) bernama Diego berhasil menyelamatkan spesiesnya dari kepunahan.
Kura-kura yang berusia 100 tahun itu diketahui telah menjadi ayah dari 800 keturunan spesiesnya. Mereka selama bertahun-tahun hidup di Pulau Espanola, Kepulauan Galapagos, di sekitar lepas pantai Amerika Selatan. Diego beserta keturunannya hanya dapat ditemukan di alam liar di Pulau Espanola.
Spesialis pelestarian kura-kura di Taman Nasional Galapagos, Washington Tapia, mengatakan Diego merupakan reproducer jantan yang aktif dan memberikan kontribusi besar terhadap pemopulasian ulang spesiesnya di pulau tersebut. Hasil penelitian genetik yang dilakukan beberapa peneliti kura-kura menemukan fakta Diego merupakan ayah dari sekitar 40% spesies keturunannya. Para peneliti mengatakan petualangan cintanya dapat dikatakan legenda.
Diego merupakan pejantan utama dan tertua dari para betina di pulau tempat dia tinggal selama lebih dari 50 tahun hingga sekarang. Sekitar 50 tahun yang lalu, hanya terdapat 2 pejantan dan 12 betina dari spesiesnya yang hidup di Espanola. Di pulau tersebut, mereka melakukan praktik reproduksi besar secara massal.
Nama Diego diambil dari tempat awal ditemukannya, yaitu Kebun Binatang San Diego, California. Para peneliti mengatakan tidak tahu persis bagaimana atau kapan Diego tiba di AS. Namun, terdapat argumen yang mengatakan Diego diambil langsung dari Espanola antara 1900-1959 dalam sebuah ekspedisi ilmiah untuk sebuah penelitian. Setelah berada di San Diego, dia dibawa kembali ke Galapagos pada 1976 dan dimasukkan ke program penangkaran kura-kura di Pulau Santa Cruz.
Dalam penangkaran, dia dan tiga pejantan yang ditemukan di alam liar Galapagos 'ditugasi' melakukan pemopulasian ulang di Pulau Espanola.
Meskipun paling tua, dia merupakan pejantan yang mendominasi program tersebut. Kerja keras Diego dalam berbagi lingkup cinta dengan enam betina berhasil menyelamatkan spesies mereka. Program penangkaran kura-kura Galapagos kini secara keseluruhan telah melepas sekitar 2.000 penyu di pulau-pulau Galapagos.
Meskipun para peneliti tidak bisa memastikan bagaimana kesempurnaan kesehatan mereka, setidaknya spesies tersebut akan terus berkembang dan tidak lagi menghadapi ancaman kepunahan.
Para peneliti mengatakan 15 spesies kura-kura raksasa di dunia saat ini berasal dari Galapagos. Tiga spesies telah punah karena ulah bajak laut pada abad ke-18 yang menjarah ekosistem pulau yang rapuh.
Bayi kura-kura itu langka karena kulitnya yang putih dan matanya yang merah. Kura-kura itu memiliki berat badan sekitar 50 gram dan cukup di satu telapak tangan.
Iguana merah muda pertama kali ditemukan pada 1986 dan diidentifikasi sebagai spesies terpisah dari iguana darat Galapagos pada 2009.
Kura-kura Galapagos adalah hewan asli dari deretan tujuh Pulau Galapagos -- terletak sekitar 1.000 kilometer dari daratan utama Ekuador.
Reptil itu dipindahkan dari Pulau Venice ke Dragon Hill yang ada di pulau dekatnya, Santa Cruz.
Galapagos terkenal karena jumlah spesies endemik yang besar. Secara politis, Galapagos merupakan bagian dari Ekuador.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved