Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DALAM rentang waktu singkat, Zoom mengalami pertumbuhan yang luar biasa dengan menghadirkan berbagai produk dan fitur baru. Awalnya, Zoom dikenal karena kemampuan konferensi video. Namun sejak awal pun, Zoom memiliki visi untuk mengembangkan produk komunikasi secara lebih luas. Visi ini tertuang menjadi kenyataan dalam bentuk berbagai produk dan fitur Zoom sekarang.
"Dengan laju inovasi yang semakin cepat, Zoom turut mengumumkan beragam produk dan fitur baru. Selama Maret-April lalu, Zoom mengumumkan 50 inovasi baru yang menunjukkan cepatnya kemajuan perusahaan ini," ujar Lucas Lu, Head of Asia at Zoom. Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menjadi komponen sentral dari evolusi ini. Setiap aspek Zoom kini diintegrasikan dengan kemampuan AI. Kecerdasan buatan memainkan peran penting dalam meningkatkan fungsionalitas dan pengalaman pengguna produk Zoom.
Dalam dunia kerja saat ini, salah satu topik yang menjadi sorotan ialah pengelolaan information overload (banjir informasi). Mulai dari berita hingga aliran informasi di media sosial, perusahaan-perusahaan memiliki tantangan untuk memastikan dan meningkatkan produktivitas karyawan di tengah banjir informasi tersebut. Maka dari itu, muncul konsep gaya kerja hibrida atau kerja dari mana saja.
Baca juga : AI Generatif Bantu Organisasi Berinovasi Lebih Cepat
Kehadiran karyawan di kantor fisik menjadi opsional dan acara atau pertemuan dapat difasilitasi oleh perangkat seperti Zoom. Beberapa perusahaan telah menerapkan kebijakan gaya kerja hibrida yang memungkinkan karyawan untuk bekerja dari jarak jauh untuk beberapa hari dalam seminggu, sembari tetap datang ke kantor untuk berkolaborasi atau menghadiri pertemuan penting. Pada intinya, Zoom ingin memfasilitasi kolaborasi yang lebih efisien dan produktif.
Waktu kerja sering dihabiskan hanya untuk tugas-tugas seperti persiapan materi, pencarian sumber informasi, dan merapikan catatan. Atas dasar hal ini, Zoom terdorong untuk menjelajahi cara meningkatkan produktivitas dalam operasional bisnis. Zoom menghadirkan konsep baru untuk menyesuaikan kinerja dengan kebutuhan kerja.
Orang cenderung memilih Zoom umumnya karena kemudahan dan praktis menggunakannya, apalagi didukung oleh kehadiran AI. AI telah menjadi penghubung dalam segala aspek, terutama untuk beragam perangkat yang digunakan oleh para pekerja. "Dengan aplikasi yang terintegrasi di laptop, perangkat seluler, dan tablet, pekerjaan menjadi lebih mudah dan terpusat. Lalu, bagaimana AI terlibat dalam hal ini?" ujar Lucas Lu.
Baca juga : Membangun Industri 4.0 dengan Teknologi Kecerdasan Artifisial
Setiap produk Zoom dilengkapi dengan AI Companion yang dapat mengekstraksi data dari berbagai sumber saat kita menggunakannya. Dengan demikian, persiapan pekerjaan yang sebelumnya memakan waktu banyak, dapat disederhanakan. Bahkan, AI juga mampu mengakses data dari pihak ketiga, sehingga memperkuat fungsionalitas seluruh produk Zoom. Inilah yang Lucas Lu sebut sebagai konsep all-in-one dari Zoom. Selain itu, fitur AI ini tersedia secara gratis bagi para pengguna Zoom yang sudah berlangganan.
Ketersediaan informasi dan fungsionalitas yang terpusat pada aplikasi Zoom dapat membantu mengurangi dampak yang umumnya terjadi akibat peralihan antaraplikasi yang berbeda-beda untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, seperti kebingungan akibat informasi yang tercecer dan biaya yang dikeluarkan. Semua fitur Zoom yang terintegrasi dalam aplikasi telah memberikan solusi yang efisien dan efektif untuk mendukung produktivitas dan kolaborasi yang lebih baik. Zoom juga menyediakan fitur tambahan bagi developer atau perusahaan yang ingin mengintegrasikan Zoom dengan kebutuhan sistem perusahaannya.
Beberapa fitur Zoom yang cocok untuk mendukung pekerjaan sehari-hari meliputi rapat, chat, telepon, mail (yang terintegrasi dengan Gmail, Microsoft, dan layanan email milik Zoom sendiri), serta penjadwalan melalui scheduler yang didukung oleh AI. Terdapat tiga hal yang membedakan Zoom AI Companion dengan solusi berbasis AI lain.
Baca juga : VIDA Luncurkan Deepfake Shield untuk Hadapi Ancaman Penipuan Deepfake yang Dihasilkan AI
1. Federated approach (pendekatan terfederasi).
Pendekatan Zoom terhadap AI generatif mengintegrasikan large language model (LLM) Zoom dengan beberapa model lain, seperti OpenAI dan Meta Llama, sehingga memberikan fleksibilitas kepada para pelanggan Zoom untuk menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis mereka.
2. Pemberdayaan.
Baca juga : ConveGenius Galang Dana US$1,8 Juta untuk Perluas Peran AI di Bidang Pendidikan
"Kami relatif menjadi satu-satunya perusahaan di industri ini yang tidak membebankan biaya tambahan untuk mengakses solusi AI kami bagi para pengguna yang sudah berlangganan. Sedangkan beberapa perusahaan lain bahkan membebankan biaya tambahan untuk solusi AI mereka hingga US$30 per bulan bagi setiap penggunanya," ujarnya.
3. Inovasi AI yang bertanggung jawab.
Zoom tidak menggunakan data pelanggan untuk melatih AI kami. Sebagai ilustrasi, ketika berada dalam panggilan Zoom, Anda hanya perlu menekan satu tombol dan AI dari Zoom akan menyajikan ringkasan dari percakapan tersebut dan menyusunnya berdasarkan topik serta menyisipkan daftar langkah-langkah selanjutnya yang perlu dikerjakan. Kemampuan meringkas ini mendukung 36 bahasa.
Fitur ini bahkan dapat mendeteksi perbedaan bahasa yang digunakan selama rapat secara otomatis. Zoom juga memiliki AI generatif yang dapat membantu menulis e-mail, chat, dan tulisan lainnya yang lebih panjang dan formal. (RO/Z-2)
Kemunculan Agentic AI membuat proses bisnis perusahaan jauh lebih cepat, produktif, otonom, dan menguntungkan secara finansial.
Kegiatan tersebut juga dianggap sebagai terobosan Wardah menggabungkan konsep halal beauty, kecanggihan sains dan teknologi, serta keahlian dermatologi.
Wardah Skinverse Clinic 2025 mencatatkan Rekor Muri atas “Pemanfaatan Teknologi AI Terbanyak dalam Event Skincare di Indonesia.”
Budaya buruk apa yang mengemuka, mengiringi kehadiran media digital di zaman artificial intelligence (AI)?
Ipsos menekankan keberhasilan AI di masa depan akan bergantung pada kemampuannya menggabungkan kekuatan teknologi dengan sentuhan manusia.
Penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini tidak hanya soal kecepatan dan efisiensi, tetapi juga bagaimana teknologi ini mampu memahami manusia.
Fitur menarik lainnya, kaca mata pintar itu memiliki kamera ultra lebar 12MP, yang bisa menangkap foto 3.024 × 4.032 px dan video 1.512 × 2.016 px pada kecepatan hingga 30fps
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Sebuah studi mengungkap ChatGPT kerap memberikan informasi berbahaya kepada remaja.
Youtube menguji coba kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi pengguna di bawah 18 tahun.
Peneliti menggunakan kecerdasan buatan ciptakan dua calon antibiotik lawan superbug.
Teknologi ini membantu petani mendiagnosis penyakit tanaman melalui analisis gambar dan memberikan rekomendasi agronomi yang tepat untuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved