Headline
Lashing kendaraan di atas kapal sudah diatur oleh pemerintah.
Lashing kendaraan di atas kapal sudah diatur oleh pemerintah.
ADOPSI kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di Indonesia telah mengalamili pertumbuhan yang signifikan. Pemerintah Indonesia dan sektor swasta turut mengembangkannya ke beberapa bidang.
Namun, bagi sebagian masyarakat, adopsi AI membawa kekhawatiran. Pasalnya, AI digadang-gadang dapat menggantikan banyak peran dan profesi manusia. Contohnya, beberapa tugas di bidang keuangan, seperti pengelolaan portofolio investasi, analisis data keuangan, dan manajemen risiko, dapat dilakukan oleh AI dengan lebih efisien dan akurat dibandingkan manusia.
CEO G2Academy Ferry Sutanto memaparkan sebuah penelitian yang dilakukan McKinsey Global Institute (MGI) pada 2017 berjudul Jobs Lost, Jobs Gained: What the Future of Work Will Mean for Jobs, Skills, and Wages yang menyimpulkan perubahan teknologi akan memengaruhi berbagai jenis pekerjaan di masa depan.
Baca juga: Belanja Lewat Live Streaming Makin Digemari, Shopee dan TikTok Jadi Platform Teatas
Sekitar 50% hingga 375 juta pekerjaan di seluruh dunia diperkirakan akan hilang akibat otomatisasi dan robotika. Namun, sejumlah besar pekerjaan baru juga akan muncul, sehingga menciptakan kebutuhan untuk adaptasi dan menimbulkan pergeseran keterampilan.
"Alih-alih terlena dengan berbagai kemudahan yang tercipta karena AI, manusia justru harus mempersiapkan langkah yang cerdas dan cerdik, guna menghadapi persaingan yang semakin meningkat dengan kecerdasan buatan. Ada banyak hal atau keterbatasan yang AI belum bisa kerjakan, setidaknya saat ini di Indonesia. Sehingga di situlah kita harus lebih terampil," ungkapnya, Sabtu (10/6).
Baca juga: Serangan Siber 'Volt Thyphoon' Diduga dari Tiongkok Ancam Banyak Negara
Sejatinya, sekalipun AI adalah teknologi yang berpotensi menggantikan pekerjaan manusia, namun juga berpotensi memunculkan pekerjaan baru. Pekerjaan yang terkait dengan teknologi, seperti analis data, pengembang perangkat lunak, dan ahli kecerdasan buatan, diperkirakan akan berkembang pesat.
Saat ini banyak pilihan platform edukasi yang dapat membantu meningkatkan kapasitas masyarakat, dari yang sekadar pengguna teknologi, menjadi talenta digital yang memiliki standar industri, seperti G2Academy.
“Oleh karena itu, G2Academy menggunakan kurikulum pendidikan teknologi yang menggabungkan standar kompetensi nasional dan internasional, serta permintaan dari dunia bisnis. Kurikulum ini dikembangkan dengan validasi dari industri di berbagai sektor. G2Academy menggabungkan berbagai aspek pendidikan teknologi digital yang berasal dari pendidikan formal dan praktik-praktik yang digunakan dalam industri teknologi saat ini,” kata Ferry.
“Tujuannya adalah menciptakan talenta digital yang bukan hanya mengerti konsep, pengetahuan, dan keterampilan teknologi digital, namun juga memiliki keterampilan praktis yang memenuhi berbagai standar kebutuhan industri, serta rentang pengalaman profesional yang lebih luas. Selain itu, agar talenta digital yang dihasilkan memiliki kemampuan yang mumpuni dalam mengatasi berbagai masalah teknis yang rumit dan memiliki daya saing yang kuat di masa depan, tanpa perlu khawatir tergeser oleh kecerdasan buatan,” tandasnya. (Z-3)
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengembangkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) untuk mengatasi kemacetan ibu kota dengan berbasis tekonologi artificial intelligent.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
AI harus dilihat sebagai peluang besar untuk menciptakan solusi kreatif dalam berbagai bidang, terutama pendidikan.
Ia memastikan tiap anak Sekolah Rakyat akan dipetakan potensi dan talentanya. Sehingga, pengarahannya akan lebih tepat.
Di tengah akselerasi transformasi digital, perusahaan di seluruh sektor dituntut untuk tidak hanya beradaptasi, tetapi juga memimpin dalam inovasi.
Fitur-fitur AI dalam kelas pintar memungkinkan dosen memantau partisipasi dan respons mahasiswa secara real-time, termasuk identifikasi mahasiswa yang tidak aktif.
BANTUAN Subsidi Upah (BSU) senilai Rp600 ribu yang digelontorkan pemerintah pada Juni hingga Juli 2025 dinilai tidak menjawab kebutuhan mendasar masyarakat.
Jika sebelumnya bahasa Inggris menjadi standar, kini bahasa Mandarin mulai mencuat sebagai keahlian baru yang dibutuhkan dalam dunia profesional modern.
Sistem outsourcing atau alih daya selama ini menjadi solusi efisiensi bagi berbagai perusahaan di Indonesia.
Setiap generasi sudah pasti memiliki perspektif, gaya, dan harapan masing-masing dengan keunikan sendiri. Begitu pula dengan tantangan-tantangan komunikasi.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah berbicara tentang tarif sebagai raksasa yang menciptakan lapangan kerja.
LinkedIn Hiring Assistant dirancang untuk menangani tugas-tugas perekrutan yang repetitif dan memakan waktu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved