Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BUDIDAYA udang ternyata memiliki tantangan tersediri dalam menjalankannya. Hal terbesarnya bukan berasal dari keuangan, investor, atau bahkan sumber daya alam. Namun ternyata lebih kepada kualitas sumber daya manusia yang ada dalam tambak tersebut.
Inilah yang dirasakan ketika CEO Delos, Guntur Mallarangeng, menjalankan tambak udang Dewi Laut Aquaculture (DLA) dengan cara yang modern. Delos sendiri adalah startup aquatech Indonesia yang mengelola tambak udang dan memiliki misi untuk memoderenisasikan budidaya udang dari konvensional menuju pada pengaplikasian teknologi modern berbasis data yang dinamakan sebagai Revolusi Biru.
“Delos menjalankan budidaya udang dengan standar ilmiah dan berdasarkan data untuk kemudian diimplemetasikan dalam pengembangan teknologinya. Bukan lagi dijalankan dengan berdasarkan firasat (feeling) dari jam terbang atau senioritas seseorang dalam menjalankan tambak udang. Delos ingin mengubah persepsi, sehingga nantinya bagaimana bisa menjalankan 120 hari proses budidaya udang dengan benar,” ujar Guntur di Jakarta.
Dengan kondisi perekonomian yang masih belum kokoh setelah pandemi, Delos memang harus terus produktif untuk dapat bertahan. Menurut Guntur, pemerintah perlu mendekatkan diri kepada para pelaku industri budidaya udang di Indonesia agar jalur kommunikasi dapat terbuka selebar-lebarnya guna mendengar permasalahan yang dihadapi selama ini untuk kemudian mencarikan solusi bersama.
Membangun Delos memang tidak serta-merta mudah meski Guntur dibantu oleh para profesional di sekelilingnya. Bahkan, investor pun tidak terlalu sulit digapai olehnya ketimbang mengubah persepsi kolot para teknisi hingga anak-anak kolam di tambak udang itu sendiri.
Baca juga : Meta Luncurkan Akademi Pembelajaran Virtual di Indonesia
Bagi Guntur, meyakinkan investor lebih mudah karena memang pada dasarnya ia mengerti apa yang ingin dicapai para investor.
“Investor butuh argumentasi bisnis yang jelas, negosiasi yang mulus dan bukti konkret atas operasional tambak udang yang solid. Berbicara bisnis budidaya udang kepada investor lebih kepada kepastian keuntungan dan perusahaan yang disuntiknya itu sendiri,” ujarnya
Terbukti, sebelumnya Delos telah meraih pendanaan tahap awal dari Arise, berkolaborasi dengan MDI Ventures dan Finch Capital dan dana tersebut digunakan untuk memodernisasi tambak. Berlanjut ke tahap selanjutnya, Delos Kembali mendapatkan kepercayaan investor dari Centauri Fund dan Alpha JWC Ventures dengan pendanaan tahap awal tambahan senilai USD8 juta atau setara Rp115 miliar.
Dengan berbekal Revolusi Biru tersebut, Delos ingin menjadi perusahaan yang dapat meningkatkan produktivitas tambak udang secara nasional. Hingga pada akhirnya, Delos dapat menjadi sebuah perusahaan sea food yang dapat memproduksi bahan baku, melabeli nama produknya, hingga mengekspornya sendiri ke mancanegara.
“Semoga Delos bisa menjadi perusahaan sea food yang terintegrasi secara global, itulah yang saya cari,” ujarnya. (RO/OL-7)
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
Perusahaan teknologi global, Cadothy, meluncurkan perangkat khusus yang bisa membantu melakukan aktivitas live, bukan tablet ataupun ponsel.
Gelaran tahunan Government Procurement Forum & Expo (GPFE) atau forum dan pameran pengadaan keperluan pemerintah 2025 sukses diselenggarakan pada 23-25 Juli 2025.
Dengan proyeksi kebutuhan 12 juta talenta pada tahun 2030, data dari Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) menunjukkan adanya kekurangan sekitar 2,7 juta.
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) mengambil peran penting dalam mendorong transformasi sistem pengawasan keamanan pangan berbasis digital dalam Vienna Food Safety Forum 2025.
Dari 120 startup yang mendaftar dari 17 negara, AJARI sukses menonjolkan inovasinya dalam pemanfaatan AI untuk bidang pendidikan.
GRAB resmi meluncurkan program akselerator Grab Ventures Velocity (GVV) ke-8 yang didukung oleh Superbank dan Genesis Alternative Ventures.
Empat penggerak ekosistem startup terkemuka Asia Pasifik yakni, KUMPUL (Indonesia), TechShake (Filipina), Techsauce (Thailand), dan InnoLab Asia (Vietnam).
SETELAH membuka cloud region di Indonesia, Google Cloud mengklaim sejak lima tahun belakang telah memberikan kontribusi ekonomi senilai Rp900 triliun.
TiDB dikenal sebagai database SQL terdistribusi yang fleksibel dan open-source.
Penting adanya ruang bagi startup lokal untuk memperluas jejaring internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved