Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PSM Makassar berencana mengajukan banding atas sanksi pengurangan poin dari Komisi Disiplin Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI) terkait insiden penggunaan 12 pemain dalam pertandingan melawan Barito Putera pada 22 Desember 2024 lalu.
Kemenangan PSM pada laga itupun dianulir dan Barito Putera dinyatakan menang WO dan menang 3-0 sehingga saat ini PSM hanya memiliki 24 poin.
Menurut laporan, pada laga yang berlangsung di Stadion Batakan Balikpapan, Kalimantan Timur, itu PSM melakukan pergantian pemain menjelang akhir babak kedua. Namun, Barito Putera mengeklaim bahwa PSM memainkan 12 pemain.
Kejadian tersebut memicu protes dari tim lawan dan menimbulkan keributan di lapangan.
Wasit cadangan, Muhammad Iqballuddin, mengakui adanya kelalaian dalam menjalankan prosedur pergantian pemain. "Saya sebagai wasit cadangan lalai dalam menjalankan prosedur pergantian pemain, tidak teliti, terlalu terburu-buru. Saya memohon maaf kepada semua pihak yang terlibat," akunya dalam konferensi pers via Zoom, Senin (30/12).
Setelah melakukan sidang, Komdis PSSI memutuskan untuk menjatuhkan sanksi kepada PSM Makassar berupa kekalahan 0-3 dari Barito Putera dan denda sebesar Rp30 juta. PSM berhak untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Manajer PSM Makassar, Muhammad Nur Fajrin, mengaku sangat kecewa dengan keputusan tersebut, lantaran dalam sidang yang dilakukan Komdis PSSI, tidak ada bukti yang cukup untuk menegaskan pelanggaran yang dilakukan oleh PSM.
"PSM sudah menginformasikan kepada wasit cadangan mengenai situasi 12 pemain. Ini murni kesalahan wasit, kesalahan perangkat pertandingan," tegas Nur Fajrin.
Terlebih lagi, saat itu menit-menit terakhir pertandingan, dan PSM masih punya kuota 3 kali untuk pergantian pemain.
Dalam keterangan di Komdis perangkat pertandingan, asisten wasit juga mengaku tidak mengetahui pergantian pemain. Padahal, PSM sudah menyampaikan, dan pemain diminta masuk lapangan. Sehingga ada komunikasi antara wasit tengah dan cadangan, dan sudah mengaku lalai.
"Pada posisi itu, setelah kita serahkan kertas/berkas pergatian pemain, kita tidak lagi tahu menahu, karena itu sudah menjadi tugas mereka (perangkat pertanding/wasit). Semua termasuk pelatih sibuk memperhatikan pertandingan dan pemain yang cedera, jadi tidak fokus ke jumlah pemain," seru Nur Fajrin.
Banding ke Komdis PSSI juga diajukan karena tidak ada yang menyebutkan PSM melakukan kesalahan. Kondisi tersebut membuat PSM Makassar berada dalam posisi sulit, dengan potensi pengurangan poin yang lebih besar jika banding mereka tidak diterima.
"Kami juga tidak mendengar apa keputusan Komdis PSSI terhadap perangkat pertandingan," tutup Fajrin. (LN/J-3)
Yuran Fernandes mendapatkan dukungan dari Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) dan FIFPro dalam upayanya melakukan banding terhadap hukuman 12 bulan tersebut.
Yuran Fernandes mendapat sanksi dari Komdis PSSI setelah memberikan komentar pedas di media sosial pribadinya terhadap kualitas sepak bola Indonesia.
FIFPro meyakini bahwa semua pesepak bola profesional memiliki hak untuk dapat mengekspresikan pendapat mereka.
Ketua umum PSTI Ignatius Indro menilai tindakan Komdis PSSI menghukum Yuran Fernandes itu menunjukan sikap antikritik PSSI tanpa menelaah apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Manajemen PSM Makassar memastikan akan mengajukan banding resmi ke Komite Banding PSSI atas sanksi yang diberikan kepada pemainnya, Yuran Fernandes.
PERSIB Bandung resmi mengajukan banding atas sanksi yang diterima Beckham Putra saat melawan Persija Jakarta di Stadion Candrabhaga, Bekasi, Minggu (16/2).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved