Senin 13 Maret 2023, 06:30 WIB

Qatar Dituding Mata-matai Jaksa Swiss yang Tengah Selidiki FIFA

Basuki Eka Purnama | Sepak Bola
Qatar Dituding Mata-matai Jaksa Swiss yang Tengah Selidiki FIFA

AFP/Fabrice COFFRINI
Mantan Jaksa Agung Swiss Michael Lauber

 

QATAR memata-matai pertemuan antara mantan jaksa agung Swiss Michael Lauber dan Presiden FIFA Gianni Infantino pada 2017 karena negara teluk itu khawatir mereka akan kehilangan hak menggelar Piala Dunia 2022. Hal itu dilaporkan surat kabar mingguan NZZ an Sonntag, Minggu (12/3).

Qatar dengan segera membantah tudingan itu dan menyebut laporan itu merupakan kampanye media Eropa untuk mencoreng negara mereka.

Namun, menurut NZZ, sebuah operasi intelejen telah merekam pertemuan di sebuah hotel mewah di Bern antara Lauber dan Infatino. Surat kabar itu mengklaim memiliki dokumen resmi dan informasi lainnya.

Baca juga: Martinez Masuk Nominasi Kiper Terbaik FIFA

NZZ melaporkan penyelidikan yang dilakukan selama beberapa bulan menemukan bahwa pertemuan pada 16 Juni 2017 itu telah direkam. Lauber kehilangan jabatannya setelah pertemuan dengan Infantino itu terungkap.

Kuasa hukum Lauber mengatakan kepada NZZ bahwa kliennya tidak tahu pada aktivitasnya dimata-matai.

Lauber, kala itu, tengah menyelidiki dugaan korupsi besar-besaran di sepak bola, termasuk kejanggalan dalam voting yang berujung pada Qatar mendapatkan jatah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca juga: Komdis FIFA Skors 4 pemain Uruguay terkait insiden di Piala Dunia 2022

Jaksa agung itu dipaksa mengundurkan diri setelah terungkap dirinya bertemu tiga kali dengan Infatino. Awalnya, Lauber membantah pertemuan dengan Presiden FIFA itu.

Proyek Matterhorn

Pertemuan pada 2017 itu digelar di Hotel Schweizerhof, yang telah dimiliki oleh Qatar sejak 2009, di sebuah ruang pertemuan yang berada di koridor yang sama dengan Kedutaan Besar Qatar.

NZZ menyebut Qatar berusaha mengubah opimis internasional karena takut kehilangan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 ditengah tuduhan korupsi dan pelanggaran HAM.

Dengan bantuan mantan agen CIA, Qatar memata-matai pejabat FIFA dan Lauber. Operasi mata-mata itu diberi nama Proyek Matterhorn.

Sebuah sumber mengatakan kepada NZZ aksi spionase itu dilakukan untuk mengumpulkan data yang bisa digunakan untuk menekan jaksa.

Lewat operasi mata-mata tersebut, Qatar mengetahui bahwa Lauber memberikan informasi yang tidak benar kepada atasannya soal pertemuannya dengan Infantino selepas 2016. (AFP/Z-1)

Baca Juga

MI / Ramdani

Pemerintah Pertimbangkan Atur Ulang Jadwal Pertandingan Piala Dunia U-20

👤Fachri Audhia Hafiez 🕔Selasa 28 Maret 2023, 23:59 WIB
Pemerintah masih mengupayakan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Selain itu, mengusulkan ke FIFA supaya jadwal pertandingan...
Antara Foto/Fikri Yusuf

Erick Bersua Petinggi FIFA di Tempat yang Dirahasiakan

👤mediaindonesia.com 🕔Selasa 28 Maret 2023, 23:53 WIB
Erick bersua petinggi FIFA pada Rabu dini hari pukul 01.00 WIB di tempat yang...
MGN/Fachri Audhia Hafiez

Muhadjir Minta Maaf atas Pernyataan Piala Dunia U-20 Batal Seolah di Indonesia Mau Kiamat

👤Fachri Audhia Hafiez 🕔Selasa 28 Maret 2023, 23:44 WIB
Plt Menpora Muhadjir Effendy meminta maaf soal pernyataannya terkait batalnya Piala Dunia U-20 seolah membuat Indonesia kiamat yang...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya