Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Mental Kroasia Jadi Ancaman Besar La Albiceleste

Akmal Fauzi
12/12/2022 17:05
Mental Kroasia Jadi Ancaman Besar La Albiceleste
Lionel Messi (kanan) dan Luca Modric.(Nelson ALMEIDA and Alfredo ESTRELLA / AFP)

KEKUATAN mental timnas Kroasia jadi hadangan untuk Argentina pada laga semifinal di Stadion Lusail, Rabu (14/12) dini hari WIB. Dengan sikap yang pantang menyerah dan disiplin, Vatreni--julukan timnas Kroasia-- pantas berada di semifinal Piala Dunia kedua berturut-turut.

Runner-up Piala Dunia 2018 itu melenggang ke semifinal setelah mengalahkan Brasil 4-2 dalam adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di babak perpanjangan waktu. Bintang Brasil, Neymar menangis, gagal mewujudkan mimpi untuk mengangkat trofi Piala Dunia untuk pertama kalinya. Sekarang, Kroasia memiliki misi yang sama untuk mencegah Lionel Messi mengangkat trofi di Piala Dunia terakhirnya.

Negara yang populasinya hanya empat juta jiwa itu selalu menemukan cara untuk melaju, meski jarang menang dalam 90 menit. Mereka sudah menang dua kali di babak adu penalti mengalahkan Brasil pada perempat final dan Jepang pada babak 16 besar. Pada edisi 2018, Kroasia mencapai final melalui tiga kemenangan perpanjangan waktu di babak sistem gugur, dua di antaranya melalui adu penalti. Sejarah itu pun bisa terulang di Qatar.

"Saya pikir salah satu alasan (untuk mentalitas ini), adalah karena kami adalah negara kecil. Saya pikir kami telah meningkat di setiap pertandingan, karena lawan semakin kuat, kami menjadi lebih baik dan lebih baik lagi,” kata striker Kroasia Bruno Petkovic.

Lini pertahanan Kroasia yang diisi Josip Juranovic, Dejan Lovren, Josko Gvardiol, dan Borna Sosa konsisten menjaga pertahanan ditambah ketangguhan penjaga gawang Dominik Livakovic. Kroasia tercatat baru kemasukan tiga gol.

Baca juga: Southgate Tetap Dapat Pujian dari FA meski Gagal di Piala Dunia Qatar

Pelatih Zlatko Dalic sudah menginstruksikan pemainnya untuk tidak melakukan penjagaan khusus ke Messi yang sedang on fire. Peraih Ballon d'Or tujuh kali itu itu sudah mencetak empat gol dari lima pertandingan.

"Cara kami bermain itu adalah kami harus menghentikan mereka sebagai sebuah tim. Bukan man to man marking atau taktik serupa. Argentina bukan hanya Messi," kata Bruno Petkovic.

Messi sejauh ini memang menjadi kekuatan bagi skuad Argentina dan mengambil tanggung jawab untuk memimpin negaranya menjuarai Piala Dunia Qatar 2022. La Albiceleste--julukan timnas Argentina--terakhir mencapai final pada Piala Dunia 2014 di Brasil, kalah 0-1 dari Jerman. Messi nyaris mengangkat trofi kala itu dan sekarang butuh satu langkah lagi ke level yang sama dan meraih trofi Piala Dunia ketiga.

"Ini mungkin Piala Dunia terakhirnya (Messi) dan jadi peluang terakhir menang bersama Argentina. Kami mengharapkan bertemu Argentina jadi versi yang sangat bagus," kata Zlatko Dalic.

Sementara itu, Messi mengingatkan rekan setimnya bahwa Kroasia adalah tim yang sulit dikalahkan. Mereka punya pemain berkualitas khususnya di lini tengah yang diisi kapten Luka Modric, Mateo Kovacic dan Marcelo Brozovic. Ketiga pemain itu menjadi kunci aliran serangan Kroasia, seperti yang mereka lakukan saat melawan Brasil.

"Mereka adalah tim hebat yang setara dengan Brasil dan terkadang jauh lebih. Mereka memiliki pemain bagus di lini tengah dan mereka telah bekerja dengan pelatih yang sama sejak Piala Dunia terakhir. Jadi mereka semua saling mengenal dengan sangat baik," kata Messi.

Kendati demikian, Argentina dipastikan kehilangan dua pemainnya, Marcos Acuna dan Gonzalo Montiel karena terkena sanksi akumulasi kartu. Kedua pemain mendapat kartu kuning saat menghadapi Belanda di perempat final. Dua pemain tersebut memiliki kontribusi atas strategi pelatih Lionel Scaloni. Dari lima laga sejak fase grup, Acuna selalu diturunkan dan menjadi starter di empat laga terakhir. Sementara Montiel, memang bukan pilihan utama dengan hanya tiga kali diturunkan dari lima laga dan hanya sekali yang jadi starter.

Selain Acuna dan Montiel, Argentina kini tengah waswas terkait sanksi yang berpotensi diberikan FIFA. Pangkalnya adalah duel panas yang terjadi melawan Belanda membuat FIFA melakukan penyelidikan terhadap potensi indisipliner ke sejumlah pemain. Beberapa di antaranya menyangkut Messi dan kiper Emiliano Martinez yang mengkritik keras kepemimpinan wasit Antonio Mateu Lahoz. (AFP/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya