Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PERTANYAAN bes ar menghinggapi Inggris di Piala Dunia 2022. Setelah menjadi semifi nalis pada edisi 2018 lalu di Rusia kemudian tampil sebagai runner-up Euro 2020, tantangan berat dan ekspektasi tinggi menanti di Piala Dunia yang tahun ini digelar di Qatar. Mampukah skuad the Three Lions bergerak maju menapaki anak tangga yang lebih tinggi di Qatar atau justru jatuh terjerembap.
Inggris dipenuhi segudang talenta termasuk bintang mereka Harry Kane yang memenangi Golden Boot di Piala Dunia empat tahun lalu. Di lapangan, dia akan memimpin skuad berisi pemain-pemain muda menjanjikan nan tangguh.
Selama kualifi kasi, tim besutan pelatih Gareth Southgate tak terkalahkan dan paling produktif dengan mengemas 39 gol. Jumlah itu menjadi yang terbanyak jika dibandingkan dengan tim-tim Eropa lainnya.
Namun, keraguan mencuat lantaran pada ajang UEFA Nations League yang notabene menjadi pentas pemanasan, mereka justru tampil lesu. Inggris terdegradasi dan bahkan dipermalukan di kandang 0-4 oleh Hongaria.
Sejak kekalahan 1-5 dari Skotlandia pada 1928, Inggris baru kali ini lagi dikalahkan begitu telak di kandang sendiri. Kepercayaan publik Inggris kepada Southgate pun goyah atas hasil negatif tersebut.
“Kami memiliki tim yang telah menikmati performa bagus dalam waktu lama. Ya, kami memiliki sedikit kesalahan pada musim panas (di UEFA Nations League), tetapi
kami telah belajar banyak dari itu dan kami menantikannya (kick-off di Qatar),” ucap Southgate.
Southgate melakukan banyak rotasi di UEFA Nations League untuk bereksperimen. Dia memanfaatkannya untuk mengetahui potensi para pemain di luar 11 nama reguler dan bermain dengan formasi berbedabeda.
Southgate mengakui kurangnya pengalaman dan kohesi muncul di tengah eksperimen itu. Kekurangan itu menurutnya menjadi pembelajaran penting. Terlepas dari itu,
Southgate yakin fondasi skuad yang sudah lama dibangun akan tetap bisa diandalkan.
“Mereka memiliki performa terbaik dari tim Inggris mana pun selama 50 tahun, jadi mereka harus mengingat apa yang telah mereka lakukan dengan baik,” ujarnya.
Finis di empat besar pada Piala Dunia terakhir menjadi penampilan terbaik Inggris sejak 1990. Satusatunya pencapaian tertinggi mereka yakni pada 1966 saat tampil
sebagai kampiun dengan Sir Geoff Hurst yang menjadi satu-satunya pemain dalam sejarah mencetak hat-trick pada fi nal Piala Dunia.
Menatap Qatar, Southgate tak mau pil pahit di EUFA Nations League menodai keseluruhan performa mereka yang mampu tembus ke semifi nal pada 2018 dan ke fi nal Euro.
Dia mengakui skuadnya harus lebih baik lagi dari segi mental, menjaga bola dalam situasi tekanan, menjaga pertahanan, dan bermain proaktif. “Terkadang Anda perlu melalui pengalaman belajar itu. Saya tidak yakin ada yang benar-benar berpikir sebelum 2018 bahwa kami adalah tim semifi nalis. Kami belum pernah memenangi pertandingan pada fase sistem gugur dalam sepuluh tahun terakhir,” katanya.
Di Qatar nanti, Inggris akan diperkuat talenta muda yang tengah mendapat perhatian besar seperti Bukayo Saka, Phil Foden, dan Jude Bellingham. Saka yang gagal ketika adu penalti pada fi nal Piala Eropa 2020 lalu membawa mental baru sepanjang musim ini di klubnya, Arsenal. Pemain berusia 21 tahun itu tampil gemilang bersama the Gunners, dan Southgate amat mengaguminya.
“Mungkin dia salah satu yang kurang dihargai. Profilnya tidak sama dengan beberapa pemain penyerang kami yang lain, dia hanya bekerja dalam diam. Tapi saya rasa
Anda melihat konsistensi penampilan dan kualitas permainannya. Kami rasa dia adalah pemain super,” tutur Southgate.
Harry Kane
AFP/BEN STANSALL
Terinspirasi timnas putri
Timnas putri Inggris sukses menjadi kampiun Piala Eropa pada Juli 2022 lalu. Southgate menyebut terinspirasi dan merasa makin termotivasi untuk membawa kejayaan
serupa di timnas senior putra. Dia yakin Inggris sejak di bawah asuhannya semakin dekat kepada momen itu.
“Dengan tim nasional ini, ekspektasinya selalu tinggi, dan pada akhirnya Anda dinilai berdasarkan hasil. Reputasi dan bagaimana kami membangun adalah satu hal, tetapi jika Anda tidak menang, itu menentukan suasana hati,” kata Southgate.
Ia yakin Inggris bisa berprogres menapaki tangga yang lebih tinggi di Qatar. Pasalnya, tim lain yang juara selama bertahun-tahun juga cenderung mencapai semifi nal dan fi nal terlebih dahulu.
“Ini salah satu target kami dari level junior sampai senior untuk secara konsisten mencapai semifi -nal. Karena saat mencapai tahap akhir turnamen, Anda mulai belajar
bagaimana memenangi pertandingan besar itu,” jelasnya. (FIFA/BBC/R-3)
Reaksi marah pemain Timnas Uruguay pada laga melawan Ghana membuat FIFA menjatuhkan sanksi skorsing
AJANG gemerlap Piala Dunia telah berlalu sejak sepekan lalu. Pentas akbar sepak bola sejagat itu dimenangkan salah satu poros kekuatan tradisional Piala Dunia yakni Argentina.
MENGAPA sepak bola menjadi cabang olahraga paling populer di muka bumi? Salah satu alasannya sepak bola selalu diwarnai dengan drama dan kontroversi.
Sebelum dipecat, Michniewich dikritik oleh suporter Polandia dan PZPN karena minim visi tentang fungsi dan masa depan tim.
Datang ke Qatar di usia 35 tahun dan menegaskan bahwa akan menjadi piala dunia terakhirnya, kisah Messi bersama Tim Tango benar-benar ditulis sempurna oleh sejarah.
Mau tahu syair lengkap lagu yang berjudul Rajawi Falastani? Berikut syair dalam lagu Rajawi Filistani dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya.
Timnas Inggris sukses menjadi juara Euro U-21 usai mengalahkan timnas Jerman 3-2 lewat babak tambahan waktu di laga final, Minggu (29/6) dini hari WIB.
Gareth Southgate adalah manajer sepak bola ketujuh yang mendapatkan gelar bangsawan dari kerajaan Inggris.
Harvey Elliott mencetak dua gol untuk memastikan timnas Inggris mengalahkan timnas Belanda 2-1 dan melaju ke final Euro U-21.
Adam Lallana, yang telah bermain sebanyak 34 kali untuk the Three Lions, kembali ke Southampton musim lalu setelah mengawali karier sepak bolanya di klub Liga Primer Inggris itu.
Kapten Timnas Inggris U-21, James McAtee memuji rekan-rekannya, saat insiden antar pemain dan ofisial usaai pertandingan.
Trent Alexander-Arnold yang dipanggil ke skuad timnas Inggris di jeda internasional Juni ini hanya menghabiskan menit bermain selama 26 menit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved