Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PSIKOLOG klinis forensik dari Universitas Indonesia (UI) Kasandra Putranto menjelaskan perlunya memberikan pemahaman mengenai rivalitas yang sehat sejak dini untuk menciptakan suasana pertandingan olahraga yang kondusif.
"Harus ada pendidikan sejak dini," ujar Kasandra, dikutip Senin (17/10).
Pemahaman terkait rivalitas yang sehat untuk level suporter artinya tidak hanya mendukung ketika sebuah tim olahraga memenangkan pertandingan saja, namun juga ketika tim yang didukungnya mengalami kekalahan hal itu juga harus diterima.
Baca juga: Dukung Presiden Jokowi Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan
Hal itu disampaikan Kasandra terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai klub sepak bola Arema Malang mengalami kekalahan dari Persebaya, di mana terjadi ketidakpuasan hasil akhir yang memicu reaksi dari suporter.
Senada dengan pendapat Kasandra tersebut, Sosiolog dari UI Ida Ruwaida juga berpendapat hal yang serupa.
Salah satu cara untuk mencegah kembali terulangnya insiden serupa seperti Tragedi Kanjuruhan, diperlukan edukasi yang tepat kepada para pecinta olahraga mengenai sportivitas dan rivalitas sehat.
"Memang perlu edukasi dan penyadaran kepada para suporter, panitia, maupun pihak-pihak terkait. Hal ini harus dilakukan secara berlapis, sistematis, dan intens. Termasuk melibatkan berbagai kalangan seperti sekolah, pemuka agama, media, hingga peer groups. Hal ini mengingat latar belakang suporter juga beragam, baik dari usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, serta area tinggal," ujar Ida.
Adapun terkait Tragedi Kanjuruhan, baik Kasandra maupun Ida, sepakat tidak hanya dari segi suporter yang perlu dievaluasi tapi juga pihak penyelenggara hingga petugas keamanan.
Kasandra berpendapat evaluasi bisa dimulai dari pihak panitia penyelenggara yang tidak mengikuti prosedur operasi standar (SOP) mulai dari jumlah tiket yang dicetak melebihi kapasitas hingga waktu pertandingan yang diundur.
Selain itu, dari segi petugas keamanan evaluasi bisa dilakukan terkait penggunaan gas air mata serta cara penanganan yang berakhir tidak mampu membendung massa.
Sementara Ida berpendapat, dari segi penyelenggara seharusnya evaluasi dalam Tragedi Kanjuruhan juga memperhitungkan aspek psikologis massa.
Mereka sepakat faktor-faktor di atas perlu diperhitungkan dan tentunya dibutuhkan konsekuensi hukum agar kejadian serupa tidak terulang.
"Seharusnya ada pembelajaran sosial yang mahal bagi siapapun penyelenggara kegiatan yang memobilisasi atau melibatkan massa besar dari kejadian ini," tutup Ida.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10). Insiden itu bermula dari kericuhan yang terjadi setelah pertandingan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya berakhir dengan skor 2-3.
Kekalahan yang terjadi di kandang Arema itu membuat sejumlah suporter masuk ke dalam area lapangan.
Kondisi itu semakin ricuh setelah sejumlah benda-benda seperti flare dan botol minum dilemparkan ke arah lapangan.
Petugas keamanan sebenarnya sudah berusaha menghalau agar para suporter tidak memanas.
Di tengah kondisi itu, petugas akhirnya melepaskan tembakan gas air mata
dan kondisi justru semakin memanas sehingga akhirnya berdasarkan data dari tim DVI Polri menelan korban jiwa hingga 125 orang. (Ant/OL-1)
PELATIH Arema FC, Marcos Santos angkat bicara terkait insiden yang melibatkan pemainnya Paulinho Moccelin dan Ole Romeny dalam Piala Presiden 2025 melawan Oxford United
PEMAIN Tim Nasional (timnas) Indonesia, Ole Romeny memberikan kabar terbaru terkait cedera yang dialaminya saat memperkuat Oxford United di laga Piala Presiden 2025 melawan Arema FC
Keputusan untuk tidak merekrut semua kuota juga mempertimbangkan kebutuhan taktis dan komposisi ideal tim.
HASIL imbang 2-2 antara Arema FC dan Liga Indonesia All-Star dalam laga lanjutan Grup A Piala Presiden 2025 di Stadion Si Jalak Harupat, Selasa (8/7) sore, mengubah peta persaingan.
Arema FC sempat lebih dulu unggul lewat gol dari Salim Tuharea dan Dedik Setiawan.
Penyelenggaraan Piala Presiden 2025 akan memiliki nuansa yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Gali Freitas menjadi salah satu penggawa anyar Persebaya Surabaya untuk mengarungi Liga 1 Indonesia 2025/26 dan diproyeksikan mempertajam lini depan Bajul Ijo.
Periode pascakompetisi menjadi momen penting untuk menelaah kembali kinerja tim.
Penyerang Persebaya Malik Risaldi akan memperkuat ASEAN All Star yang akan menghadapi Manchester United.
Persebaya harus menutup musim dengan kekalahan 1-3 dari Bali United di Stadion GBT. Asisten pelatih Uston Nawawi akui kesalahan pemain jadi faktor utama.
Bali United tampil memukau dan membungkam tuan rumah Persebaya 3-1 dalam laga Liga 1.
Persebaya Surabaya tidak akan didampingi Paul Munster ketika bertandang ke markas Borneo FC karena tengah menjalani hukuman kartu merah yang ia dapatkan ketika laga kontra Semen Padang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved