Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Matinya Magnet Sepak Bola Tiongkok bagi Pemain Asing

Dero Iqbal Mahendra
29/4/2021 17:25
Matinya Magnet Sepak Bola Tiongkok bagi Pemain Asing
pemain asing Jacob Mulenga saat memperkuat Jiangsu FC yang sempat menjuarai Chinese Super League.(AFP)

GEMERLAPNYA sepak bola Tiongkok kini tampaknya tidak seterang dahulu. Kebijakan jor-joran dalam memberikan gaji bagi pemain asing dari Eropa, kini menjadi bumerang bagi klub-klub asal Tiongkok yang tidak mampu membayar gaji pemainnya karena pandemi covid-19.

Sejumlah pemain asing asal Afrika dan Eropa dikabarkan mengalami tunggakan gaji yang sudah beberapa bulan. Misalnya, tim Liaoning Hongyun melelang bus klubnya untuk membantu membayar gaji mantan pemainnya.

Namun, hasil lelang tersebut masih jauh untuk memenuhi gaji pemainnya seperti Jacob Mulenga yang belum dibayar gajinya hingga $850,000. Penyerang asal Zambia tersebut bukan satu satunya yang berusaha mendapatkan kembali hak gajinya dari sejumlah klub Tiongkok yang bangkrut karena investasi yang gagal.

Gelandang Kroasia Marko Basic juga mengalami hal yang sama seperti berbagai pesepak bola asing dan lokal, meski belum dapat diketahui secara pasti berapa banyak yang seperti itu. Bahkan banyak yang menyebutkan adanya pemalsuan tanda tangan untuk menutupi skandal tunggakan gaji dari klub.

Gagal bayar gaji untuk pemain memang bukan barang baru di sepak bola Tiongkok, namun permasalahan ini menjadi mencuat kembali setelah kolapsnya Jiangsu FC pada Februari lalu setelah 100 hari menjuarai Chinese Super League. Seperti yang diketahui mantan klub besar dan juara Asia 1990 tersebut memang bubar pada Mei tahun lalu.

"Saya ingin membuat persoalan ini diketahui seluas luasnya, dan menjadi sebesar mungkin. Sampai uang tersebut dibayarkan, semua orang harus bertanggung jawab," ujar Mulenga yang kini bermain di liga Belanda kasta kedua kepada AFP.

“Bagaimana anda menjelaskan hutang $850,000 kepada seseorang yang bermain di tahun terakhir karier sepak bolanya? Satu satunya yang dapat anda jelaskan adalah klubnya sudah mati, jadi kami tidak dapat melakukan apapun,” imbuh Mulenga.

Parahnya menurut Mulenga, Federasi Sepak bola Tiongkok tetap mendaftarkan pemain asing seperti seolah olah tidak ada persoalan. Bahkan FIFA tidak merespons persoalan ini.

Otoritas manajemen liga China menyalahkan ‘sejumlah kecil’ klub dan mengatakan itu adalah masalah pengadilan dan departemen arbitrase tenaga kerja.

Pemalsuan Tanda Tangan

Sejauh ini lebih dari 20 klub telah dikeluarkan dari liga profesional Tiongkok, karena persoalan keuangan dalam dua tahun terakhir sebagaimana dilansir kantor berita Xinhua.

Hal ini membuat sejumlah penggemar klub hilang dan termasuk juga pemain dari klub tersebut. Masalah ini juga membuat munculnya keraguan akan ambisi dari Presiden Xi Jinping yang ingin membuat negara dengan populasi terbesar didunia tersebut menjadi negara unggul dalam sepak bola.

Ini juga menjadi peringatan kepada sejumlah pemain yang ingin berkarier di Tiongkok, yang mampu menarik pemain bintang seperti Oscar. Nyatanya kini situasi klub klub tersebut sedang mengencangkan ikat pinggang keuangannya.

FIFPro yang merupakan asosiasi sepak bola global menyampaikan kekhawatirannya akan kondisi tersebut ke asosiasi sepak bola Tiongkok tahun lalu.

“Mengingat sejumlah besar klub yang telah ditutup tanpa pemberitahuan, kami prihatin tidak hanya tentang keberlanjutan sepak bola profesional di China yang mengkhawatirkan tetapi juga kurangnya mekanisme yang untuk melindungi mata pencaharian para pemain,” ungkap FIFPro.

Basic yang merupakan mantan pemain dari Taizhou Yuanda yang bermain di divisi dua liga Tiongkok mengaku memiliki tunggakan gaji $90,000. Klub itu sendiri telah tutup pada Maret setelah berumur empat tahun.

Seperti Mulenga, dia menuduh klub memalsukan tanda tangan pemain di dokumen yang menyatakan mereka telah dibayar, sehingga mereka bisa diizinkan bermain oleh CFA.

“Mereka memalsukan tanda tangan kami dan hanya mengajukan pendaftaran. Mereka memalsukan mungkin sekitar 15 tanda tangan yang mengatakan bahwa kami sudah mendapatkan gaji,” ujar CFA.

Meski begitu upaya hukum para pemain pun dinilai sangat kecil kemungkinan untuk menang meski secara teori hal tersebut dimungkinkan. (AFP/OL-13)

Baca Juga: Neymar: PSG Kalah dalam Pertempuran, Tapi Perang Masih Berlangsung



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya