Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
FEDERASI Pesepak Bola Profesional Dunia atau FIFPro menilai PSSI telah mengabaikan pemain soal pemotongan gaji saat pandemi global covid-19.
PSSI dinilai telah abai dan gagal berkoordinasi dengan Asosiasi Pesepak Bola Profesional (APPI) bagaimana membahas krisis di tengah covid-19 sesuai imbauan dari AFC.
FIFPro menilai PSSI telah sepihak dalam memutuskan memotong gaji pemain hingga 75% dari Maret hingga Juni ketika Liga 1 dan 2 resmi ditangguhkan pada 15 Maret. Keputusan ini hanya melibatkan klub dan operator liga, tanpa mengundang APPI untuk bernegosiasi.
“PSSI melakukan intervensi dalam hubungan kerja tanpa mengundang serikat pemain. Fakta bahwa langkah ini berlaku sejak Maret dan menunjukkan bahwa PSSI tidak peduli dengan standar internasional dan bahkan kurang peduli dengan kesejahteraan pemain di Indonesia,” ungkap Direktur Legal FIFPro Roy Vermeer, melalui keterangannya, Kamis (21/5).
FIFPro mencatat sebagian besar klub bahkan menurunkan gaji di bawah keputusan PSSI. Sejak April, tidak satu pun dari 18 klub Liga 1 membayar lebih dari 25%, sementara dua klub membayar hanya 10%. Di Liga 2, semua 24 klub membayar antara 10 hingga 15 persen.
Baca juga : FC Seoul Didenda Karena Pasang Boneka Seks di Tribun
FIFPro menilai keputusan ini cukup miris. Pasalnya, pemain Liga 2 hanya menghasilkan 200 USD atau Rp2,9 juta, yang sudah di bawah upah minimum regional 300 USD atau Rp4,4 juta.
Setelah adanya pemotongan gaji 75%, gaji mereka sekarang menjadi 50 USD atau Rp735 ribu atau sekitar 17% dari upah minimum regional.
FIFPRO mengaku frustrasi adanya kegagalan dalam menerapkan kontrak pemain standar internasional di Indonesia. FIFPro menilai klub wajib standar minimum pemain.
Namun, klub juga gagal menerapkan kontrak yang mempertimbangkan kesejahteraan pemain. Alhasil, keputusan ini membuat pemain dalam situasi krisis dan rentan. (OL-7)
Erick memastikan bahwa tahapan administrasi untuk naturalisasi sedang berlangsung dan akan segera dilanjutkan ke proses legislatif.
PSSI mempercepat proses sertifikasi pelatih dengan memanfaatkan teknologi digital dan menurunkan biaya pelatihan di tingkat Asosiasi Provinsi (Asprov).
Presiden Prabowo Subianto menunjukan komitmen dan dukungan tanpa henti terhadap kemajuan sepak bola nasional.
Tantangan sesungguhnya justru akan datang saat Garuda Muda menghadapi tim-tim yang lebih kuat seperti Filipina dan Malaysia.
Romeny hampir dipastikan tak akan tampil di FIFA Match Day pada September.
Jika animo masyarakat meningkat dan sponsor memberikan dukungan lebih besar, format turnamen bisa diperluas di masa mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved