Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Ganti Pemilik, The Magpies Diharapkan Bisa Kembali ke Eropa

Rahmatul Fajri
15/4/2020 20:09
Ganti Pemilik, The Magpies Diharapkan Bisa Kembali ke Eropa
Gelandang Newcastle United, Miguel Almiron (kiri) melakukan selebrasi bersama rekan setimnya seusai mencetak gol.(AFP/PAUL ELLIS)


KLUB Liga Primer Inggris, Newcastle United dikabarkan akan berpindah tangan dalam waktu dekat. Proses ambil alih klub hampir rampung setelah dokumen telah diajukan dengan regulator perusahaan Inggris.

Menurut media Inggris, proses ambil alih klub itu sebenarnya telah berlangsung sejak 2017. Sebuah firma bernama PCP Capital Partners yang dipimpin Amanda Staveley menjalin negosiasi yang intens dengan pemilik klub Mike Ashley sejak beberapa bulan yang lalu.

Baca juga: Liga Primer Inggris Kembali Bergulir pada Juni

Pada Januari lalu, Ashley juga dilaporkan dalam pembicaraan untuk menjual Newcastle seharga 300 juta pound atau Rp4,7 triliun. Harga itu lebih murah pada negosiasi awal yang dipatok pada 340 juta pound.

Ashley dilaporkan telah menandatangani dokumen ambil alih dan sebentar lagi melepas klub yang telah ia miliki selama 13 tahun.

The Wall Street Journal mengatakan Steveley yang memimpin proses ambil alih itu dengan mendapat suntikan dana dari pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Namun, Sang Pangeran dan Saudi Public Investmend Fund (PIF) tidak ditulis secara gamblang dalam dokumen terbaru.

Namun, pihak lain yang ikut terlibat dalam ambil alih klub itu disebut-sebut yakni adalah miliarder Reuben bersaudara, David dan Simon.

Kelompok Arab Saudi dilaporkan akan memegang 80% saham Newcastle, Staveley bakal memegang 10%, dan 10% sisanya akan dimiliki oleh David dan Simon Reuben.

Kabar soal ambil alih klub ini tampaknya mendapat respon positif dari para fan. Mereka menilai Ashley tak punya ambisi untuk kembali berjaya di liga primer.

Pemilik baru diharapkan dapat menyuntikkan dana segar untuk mendatangkan pemain bintang agar Newcastle kembali bersaing pada musim depan. Para fan juga berharap tim kesayangan mereka bisa kembali berlaga di kompetisi Eropa. Terakhir, Newcastle tampil di Liga Europa pada 2012/2013. Sedangkan terakhir tampil di Liga Champions pada musim 2002/2003.

Meski mendapat limpahan dana segar, fan Newcastle diminta bersabar. Mantan striker West Ham dan timnas Inggris Tony Cotte mengatakan uang tak memberi hasil yang instan.

Ia mengatakan Manchester City bahkan butuh waktu empat tahun untuk juara Liga Primer Inggris setelah diambil alih Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan. Hal yang realistis bagi Newcastle jika mendapat kucuran dana adalah bisa lolos ke Eropa.

"Sekarang tentu sangat kompetitif dengan enam klub teratas. Newcastle bisa menjadi klub yang mendobrak ke enam besar," kata Cotte.

Para fan sempat mengkritik kebijakan transfer klub dengan tidak mendatangkan pemain berbakat. Selain itu, para fan juga mengkritik kebijakan Ashley selama pandemi global virus korona yang menagih tiket musim depan.

Mereka juga kecewa karena pihak klub merumahkan para staf selama masa pandemi. Sayangnya, berita pembelian Newcastle itu tak berjalan mulus di Arab Saudi. Dengan pembelian klub ini mengindikasikan adanya peningkatan keterlibatan Arab Saudi dalam olahraga. Sebelumnya, Arab Saudi menggelar laga kelas berat dunia antara Anthony Joshua dan Andy Ruiz. Selain itu, ada rencana untuk menjadi tuan rumah Formula 1 pada 2023.

Namun, rencana itu justru berujung kririkan keras kepada pemerintah Arab Saudi. Para kritikus menuduh Arab Saudi menggunakan olahraga sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari catatan pelanggaran hak asasi manusia. (Faj/AFP/Skysports/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya