Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Calon Ketua Umum PSSI Sepakat Pentingnya Edukasi Suporter

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
30/10/2019 19:22
Calon Ketua Umum PSSI Sepakat Pentingnya Edukasi Suporter
Para calon Ketum PSSI membeberkan visi misinya dalam diskusi di kompleks Kemenpora, Rabu (20/10)(MI/Yakub P Wijayaatmaja)

SEJUMLAH calon ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), membeberkan pentingnya edukasi terhadap suporter di Indonesia.

Hal itu diungkapkan mereka saat mengikuti acara Penyampaian Visi dan Misi Calon Ketua Umum PSSI Periode 2019-2023, di Aula Wisma Karsa Pemuda, Kemenpora Rabu (30/10).

Para calon ketua umum seperti, Rahim Soekasah, Vijaya Vitriyasa, Arif Putra Wicaksono, Yesayas Oktavianus, Sarman, Beny Erwin, Fery Francis, Aven Hinelo, hingga Bernhard Limbong datang untuk debat dan memaparkan visi misi.

Sementara dua wakil lainnya, La Nyalla Mattalitti dan Mochamad Iriawan tak terlihat batang hidungnya.

Kasus kerusuhan suporter di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur usai laga Persebaya kontra PSS Sleman pun ikut jadi sorotan para calon ketua umum PSSI.

Baca juga : Yesayas Oktavianus Bertekad Perbaiki Tata Kelola PSSI

Salah satu calon ketua umum (caketum) PSSI, Rahim, melihat bahwa suporter adalah elemen penting untuk keberlangsungan sepak bola. Menurutnya, suporter akan menciptakan suasana hangat jika dua kesebelasan yang sedang bertanding menunjukkan kualitasnya di lapangan.

“Jadi suasana juga sangat enak di stadion. Tapi itu saja tak cukup. Kita juga harus terus memberikan edukasi,” tutur Rahim, Rabu (30/10).

Hal senada diungkapkan caketum lainnya, yakni Vijaya Fitriyasa. Ia mewajarkan masyarakat atau suporter marah dan emosionil jika timnya kalah. Namun, hal itu tak boleh diluapkan dengan kericuhan, terlebih membakar fasilitas stadion yang merugikan seluruh pihak.

“Di Indonesia, sepak bola itu punya peran khusus untuk suporter. Jadi, bola tanpa yang nonton itu tak ada artinya,” tutur Vijaya.

Menurut pemilik sebagian saham Persis Solo itu, suporter yang masih belum bisa mengontrol emosi saat tim kesayangannya kalah perlu diperbaiki sikapnya dengan diberikan edukasi melalui klub bersangkutan.

Adapun, salah satu caketum lainnya, Sarman, melihat bahwa suporter merupakan jantungnya sepak bola.

Maka dari itu, seharusnya kesadaran dari Ketum PSSI nantinya adalah kunci nyata untuk memaksimalkan pendidikan suporter agar tak terjadi lagi kericuhan yang merugikan sepak bola Indonesia. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya