Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
VINCENT Kompany mengatakan serangan rasial terhadap kompatriotnya Romelu Lukaku menunjukkan sepak bola butuh lebih banyak keberagaman.
Lukaku menjadi sasaran yel-yel suara monyet saat memperkuat Inter Milan dalam laga melawan Cagliari di ajang Serie A, Minggu (1/9).
Selepas laga itu, Lukaku meminta otoritas sepak bola dunia untuk bersatu melawan rasisme.
Kompany yang kini berstatus pelatih/pemain di Anderlecht mengaku terkejut dengan insiden yang menerima Lukaku. Dia menyebut hal itu terjadi karena minimnya keberagaman di pemegang kebijakan sepak bola dunia.
Baca juga: Lukaku dan Sanchez Masuk Skuat Liga Champions Inter Milan
"Romelu adalah korban dari aksi yang memalukan. Namun, itu tidak hanya terjadi di stadion namun juga di masyarakat," ujar Kompany.
"Jadi, kita harus melihat kepada siapa yang mengambil keputusan. Dari situlah masalah itu berakar."
"Rasisme yang sesugguhnya adalah bahwa di institusi-institusi itu tidak ada orang yang bisa mewakili apa yang dialami dan dirasakan Romelu," imbuhnya.
Menurut Kompany, itu adalah masalah sebenarnya. "Di kepengurusan UEFA, di Inggris, Italia, dan tempat-tempat lainnya, ada masalah diversitas di pucuk pimpinan."
"Jika tidak ada diversitas, Anda tidak bisa mengambil keputusan yang tepat menyangkut sanksi. Sesederhana itu," tegasnya. (AFP/OL-2)
Siaran langsung yang disediakan FIFA dan disiarkan berbagai stasiun televisi di berbagai belahan dunia kerap menampilkan gambar para pendukung tim yang berlaga di Piala Dunia 2018.
Nama-nama seperti Antoine Griezmann dan Kylian Mbappe bahkan tidak masuk dalam nominasi The Best FIFA 2018. Mereka harus kalah pamor dari Cristiano Ronaldo, Mohamed Salah, dan Luka Modric yang terpilih dalam nominasi.
Keputusan itu diambil PSSI setelah menerima surat FIFA perihal PSSI Statutes Revision yang ditandatangani Sekjen FIFA Fatma Samoura.
Handsball disengaja maupun tidak akan tetap dikenai hukuman
Platini ditangkap polisi terkait penyelidikan kriminal terkait penganugerahan jatah tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar.
Platini diperiksa terkait penyelidikan kriminal dalam pemberian jatah tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved