Bentrok Suporter Hantui Final Piala Presiden

Cahya Mulyana
08/4/2019 10:10
Bentrok Suporter Hantui Final Piala Presiden
Aksi suporter Persebaya Surabaya saat leg pertama semifinal Piala Presiden 2019 melawan Madura United di Stadion Gelora Bung Tomo(ANTARA/MOCH ASIM)

DERBI tim asal Jawa Timur tersaji di fi nal Piala Presiden 2019. Persebaya Surabaya dan Arema FC,dua tim terbaik Jawa Timur, akan unjuk kekuatan dalam final yang akan berlangsung dua leg.

Final pertama berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, 9 April mendatang. Tiga hari berselang giliran Arema menjamu Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Namun, di balik laga penuh gengsi, final Piala Presiden 2019 diwarnai kekhawatiran bentrokan antarsuporter kedua kesebelasan. Selama ini, Bonek, pendukung fanatik Persebaya, dan Aremania, pendukung Arema, merupakan musuh bebuyutan dan kerap terlibat bentrokan.Tingginya risiko bentrok antarsuporter kedua kesebelasan, muncul usulan agar dua laga final digelar di tempat netral.

Salah satu pihak yang mengusulkan final berlangsung di tempat netral ialah pentolan Bonek Agus Bimbim Tessy.“Kami inginnya cari tempat yang netral sebab yang ditakutkan bila home and away, pas pertandingan terakhir akan rusuh,” ujar Agus Bimbim kemarin dilansir dari laman PSSI. Dia menyebutkan, bila Persebaya yang juara dan gelar juara tersebut didapatkan di kandang Arema, diprediksinya akan rusuh. Begitu juga sebaliknya, bila Arema menjadi juara. “Menurut saya, home and away itu takutnya rusuh.

Baca Juga : Madura United Hormati Kemenangan Persebaya

Saya punya pikiran, kalau lolos ke final dan Persebaya main di Arema, lalu menjadi juara, pasti rusuh, sedangkan kalau Arema yang jadi juara, dan mainnya di Bung Tomo, akan rusuh. Makanya, saya minta tolong cari tempat netral,” jelasnya. Kekhawatiran terjadinya bentrokan juga diungkapkan pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman.

Mantan pelatih Persib Bandung itu mengakui potensi terjadi bentrok sangat besar. “Kalau dua tim yang di lapangan tentu paham dengan sportivitas dan fair play. Tetapi untuk suporter ini adalah ujian kedewasaan apakah mereka sudah berubah atau masih tetap seperti yang dulu? Tetapi saya pribadi berharap kedua suporter untuk menyudahi perseteruan tersebut,” jelas Djadjang.

Tentang kans menjadi juara, Djadjang menilai kedua tim memiliki peluang yang sama. Menurutnya, permainan Arema terus meningkat sejak babak delapan besar.“Sejak babak 8 besar hingga lolos ke final mereka tampil luar biasa.Kami sendiri sudah memiliki rencana untuk menghadapi mereka,”imbuh Djadjang.

Siapkan keamanan Di sisi lain, Steering Committee (SC) Piala Presiden 2019 berharap turnamen pramusim ini berakhir indah tanpa ada kejadian yang tak diinginkan. SC menyadari tensi final tahun ini sangat tinggi mengingat final mempertemukan dua tim yang merupakan seteru abadi.

Wakil Ketua SC, Brigjen Lotharia Latief, menyatakan, pihaknya sudah siap mengamankan dua laga final dengan sebaik mungkin. Latief berharap semua pihak menjaga suasana kondusif di laga puncak. “Kami sudah menyiapkan sebaikbaiknya dan harapan kami Piala Presiden berjalan aman dan lancar.SC dan OC (organizing committe),serta aparat keamanan akan siap untuk mengamankan,” ujar Latief.

“Saya mengimbau juga kepada suporter, pemilik klub, pemain, wasit, dan semuanya juga mendukung. Semua pihak harus bersikap fair play dan juga sportif. Kita semua harus mengakhiri ini dengan indah.” jelasnya. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya