Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Komite AdHoc Tak Akan Pandang Bulu Bongkar Mafia Bola

Satria Sakti Utama
13/2/2019 19:15
Komite AdHoc Tak Akan Pandang Bulu Bongkar Mafia Bola
(Ilustrasi)

RAPAT perdana Komite AdHoc Integritas PSSI telah dilaksanakan di Jakarta pada Rabu (13/2) pagi. Dalam rapat ini, seluruh jajaran anggota hingga dewan penasihat hadir.

Pertemuan awal ini ditujukan untuk menyamakan persepsi terkait tugas dan langkah Komite AdHoc Integritas dalam menyelesaikan kasus pengaturan skor yang tengah membelit kompetisi sepak bola nasional.

Penasihat Komite AdHoc Integritas PSSI Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti menegaskan pihaknya tidak akan memberikan toleransi kepada siapapun dalam proses pengusutan kasus tersebut.

"Jelas kita sampaikan bahwa kita akan zero tolerance terhadap bentuk pelanggaran," kata mantan Kapolri ini.

Selain diberikan tugas untuk mengusut kasus pengaturan skor, Komite AdHoc juga diberikan amanah untuk menjalin sinergi dengan tim khusus yang dibentuk Kepolisian.

Seperti diketahui, Kepolisian telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola pada Desember 2018 lalu untuk mengungkap praktik pengaturan skor.

Baca juga : Formasi Lengkap Komite Integritas PSSI Terbentuk

Sejauh ini 14 orang telah ditetapkan sebagai tersangka termasuk anggota Komite Eksekutif PSSI Johar Lin Eng.

Badrodin pun menjelaskan bahwa Komite AdHoc akan bekerja beriringan dengan Satgas. Mereka akan fokus dalam pelanggaran dari sisi hukum sepak bola. Sedangkan, Satgas menyidik dalam lingkup pelanggaran pidana.

"Pendirian Komite AdHoc ini bukan untuk menghalangi proses penyidikan yang sedang dilakukan Satgas Antimafia bola. Komite ini akan melakukan penyelidikan sehingga jelas bahwa pelanggaran yang dilakukan itu nanti masuk ke ranah yudisial PSSI atau masuk ke ranah hukum pidana," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta Uden Kusuma Wijaya berharap kinerja Satgas Antimafia Bola terus dalam posisi prima untuk mengungkapkan aktor utama pengaturan skor di Indonesia.

"Sikap kita ingin Satgas ini kemudian terkontaminasi pihak tertentu yang ingin mengkondisikan dalam hal tertentu agar sampai ke aktor intelektual. Jadi ini eranya reformasi sepak bola, sayang kalau sudah digebrak-gebrak seperti ini terus kemudian hanya berhenti di tengah jalan," jelas Uden. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik