Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Alasan Mundur Edy Rahmayadi DIpertanyakan

Satria Sakti Utama
20/1/2019 20:12
Alasan Mundur Edy Rahmayadi DIpertanyakan
(Gilbert MANULLANG / AFP)

EDY Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI dalam Kongres Tahunan PSSI di Bali, Minggu (20/1) pagi.

Ia beralasan sudah tak mampu dan merasa gagal untuk memimpin federasi sepak bola di Indonesia tersebut.

Akan tetapi, alasan Edy mundur tidak dapat diterima semua orang. Pengamat sepak bola Ferril Hattu menyebut tindakan mantan perwira TNI ini sebagai tindakan yang tak bertanggung jawab.

Mantan kapten tim nasional (Timnas) Indonesia era 90-an ini menilai Edy seharusnya menelurkan kebijakan kongret untuk mengatasi isu pengaturan skor yang menjamur sebelum memilih mundur.

"Kalau baik ya meninggalkan dengan baik. Ok, ini pemerintah dan polisi mau bantu. Dia seharusnya mempermudah itu, mengambil keputusan untuk mengakomodir agar PSSI bersih. Itu kalau niatnya baik. Dia kan punya kewenangan itu. Tapi kan tidak dilakukan dan hanya mundur saja. Jadi kesannya lari dari tanggung jawab. Saya baca seperti itu, orang lain bisa baca seperti itu juga," kata Ferril ketika dihubungi, Minggu (20/1).

Ferril menambahkan mundurnya Edy tak lantas menyelesaikan masalah. Terlebih pemilik hak suara memberikan mandat langsung kepada Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono yang didampingi Iwan Budianto untuk memengang kendali PSSI 1.

"Yang menggantikan Edy, nama-nama orang yang sudah disebut pada antimafia sepak bola, calon tersangka kan begitu. Dilimpahkan ke mereka, orang kan jadi ragu lagi," imbuhnya.

Baca juga : Edy Rahmayadi: Pimpin PSSI Paling Berat

Sementara itu, Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja tak sependapat dengan Ferril. Ia menyebut mundurnya Edy dari Ketua Umum PSSI sebagai tindakan ksatria.

"Yang jelas dia ksatria dalam menyikapi masalah-masalah yang terjadi di tubuh PSSI. Sehingga begitu banyak tekanan, jadi daripada ribut yang berkepanjangan, lebih baik dia ambil jalan yang seperti ini. Artinya sebagai jenderal dan kesatria dia mundur demi kemajuaan PSSI ke depan," kata Julius.

Lebih lanjut, Julius membeberkan alasan terkuat Edy mundur ialah dukungan pemilik hak suara yang tak lagi bulat. Desakan Kongres Luar Biasa (KLB) menggema sebelum kongres Bali berlangsung.

"Ya di dalam tubuh PSSI itu sendiri tidak bulat suaranya, kan begitu? Tidak ada lagi yang mendukung dia karena ada teriakan yang menginginkan KLB," imbuhnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya