Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
KOMITE AdHoc Integrity menjadi langkah nyata PSSI untuk memerangi isu pengaturan skor. Namun, PSSI terkesan lamban merealisasikan tim yang diharapkan dapat menjembatani dengan stakeholder sepak bola lain seperti pihak kepolisian dan pemerintah.
Dalam Kongres Tahunan di Bali pada Minggu (20/1) siang, PSSI akhirnya mulai menelurkan keputusan untuk merealisasikan Komite AdHoc Integrity. PSSI telah memilih pucuk pimpinan komite yang bakal diisi oleh lima orang ini.
Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Jawa Timur Achmad Riyadh dan mantan sekretaris jenderal (Sekjen) PSSI Azwar Karim dipilih untuk mengisi posisi ketua dan wakil ketua Komite AdHoc Integrity.
Hal ini disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas (PLT) Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
"Kongres meng-endorse terbentuknya AdHoc Integrity, kemudian di forum tadi unsur ketua dan wakil ketua dipilih. Ketua Ahmad Riyadh dan wakil ketuanya Azwan Karim. Dalam waktu beberapa hari ke depan akan menambah tiga anggota lagi," kata Joko.
Baca juga : Kelompok Suporter Desak Orang-Orang Lama di PSSI Diganti
Pria asal Ngawi ini berharap hadirnya Komite AdHoc Integrity dapat menjadi antitesis problema pengaturan skor yang terjadi di sepak bola nasional.
"Komitmen ini tugas penting untuk fokus memperbaik intergritas sepak bola untuk memerangi pengaturan skor dan manipulasi. Sehingga AdHoc ini bisa bangun sinergi dengan PSSI dan Kepolisian. Kita ingin cita-cita integritas dapat terpenuhi," imbuhnya.
Sementara itu, pengamat sepak bola Mohammad Kusnaeni menilai pembentukan Komite AdHoc Integrity ini sah-sah saja.
Namun, Kusnaeni menggarisbawahi agar komite bentukan PSSI tidak menjadi batu sandungan bagi Kepolisian untuk mengupas tuntas pengaturan skor di Indonesia.
Seperti diketahui, Kepolisian telah bergerak cepat menyidik isu pengaturan skor dengan membentuk tim khusus, Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola.
Berkat kinerja Satgas ini, sejumlah pejabat teras PSSI telah diamankan seperti Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Johar Lin Eng dan anggota Komisi Disiplin (Komdis) Dwi Irianto alias Mbah Putih.
"Hanya saja memang timing-nya agak terlambat karena Satgas sudah melangkah lebih maju. Jadi Komite AdHoc yang baru dibentuk ini jangan sampai membuat langkah blunder dengan menghalangi dan mempersulit upaya pemberantasan pengaturan skor," jelasnya. (OL-8)
Penyelenggaraan Piala Presiden 2025 akan memiliki nuansa yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Timnas Indonesia tampil dalam putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. PSSI minta tuan rumah yakni Qatar dan Arab Saudi menjaga pertandingan fair
Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta seluruh pihak memastikan semua laga putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia berjalan adil dan sportif.
HIDUP memang ibarat roda pedati. Kadang dia ada di atas. Tetapi, karena berputar, kemudian suatu saat dia akan berada di bawah. Seperti itu jugalah dengan sepak bola.
Total ada enam tim yang akan berpartisipasi di Piala Presiden 2025.
Penggunaan wasit asing sebagai sarana pembelajaran demi peningkatan kualitas SDM perwasitan dalam negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved