Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PARA arkeolog Australia menemukan situs arkeologi Aborigin bawah laut berusia ribuan tahun. Artefak yang ditemukan di dua lokasi di lepas pantai Australia Barat oleh tim dari Flinders University, University of WA, dan James Cook University itu mencakup ratusan alat batu.
Situs-situs itu ditemukan di Kepulauan Dampier, sekitar 1.200 km di utara Perth. Penemuan di Cape Bruguieres berusia setidaknya 7.000 tahun dan temuan di Flying Foam Passage berumur 8.500 tahun.
“Kami mengumumkan penemuan dua situs arkeologi bawah laut yang dulunya di lahan kering. Ini langkah yang menarik bagi arkeologi Australia ketika kami mengintegrasikan arkeologi maritim dan pribumi dan menarik hubungan antara darat dan laut,” ujar Jonathan Benjamin, Koordinator Program Arkeologi Maritim di Flinders University, Kamis (2/7). (Xinhua/Hym/X-8)
Situs bernama Aguada Fenix itu merupakan monumen tertua peninggalan suku Maya. Total volumenya melebihi Piramida Agung Giza di Mesir yang dibangun 1.500 tahun lampau.
Falerii Novi didirikan pada 241 SM dan ditempati sampai sekitar abad ketujuh Masehi. Kuil dikelilingi tembok dan areanya hanya 0,3 kilometer persegi.
Penemuan serangkaian potongan bukaan misterius di tebing di dalam lembah suci selatan permakaman kerajaan Umm Al-Qaab. Di beberapa bukaan ditemukan pula tali atau pegangan tangan.
Fosil yang mengandung dua spesimen ditemukan di Daerah Otonomi Mongolia Dalam, Tiongkok utara.
Temuan ini menjadikan kawasan sungai sepanjang 2.500 kilometer (1.553 mil) itu sebagai situs adat tertua di Australia selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved