Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Di rumah duka bersama orang-orang kehilangan
Nama-nama leluhur kupanggil tapi nihil sahutan
Langit tampak terpencil. Hati mendadak menggigil
Alarm arloji bergetar menggoyang pergelangan tangan
Keraguan seperti biasa mulai bersenandung:
- Dari ada menjelma tiada
Apakah akan kembali lagi ke ada?
Embusan angin kemarau yang anomali
Sudah tak terhitung lagi membentur dahi
Meninggalkan bekas hitam
Garis-garis tajam kenangan
Menyerupai labirin ajaib tanpa ujung
Membuat napas sesak dan batin terisak
Dalam terowongan panjang nasib, terlantar
Dan menggelepar. Terasing dan menggelinding
Di pemakaman bersama orang-orang berduka
Jalan pulang ke rumah leluhur terbentang
Serasa tidak lebih jauh daripada pintu
Menuju kamar tidur kekasihku.-
Tanah Kusir, 2021.
Mendengar suaramu di telepon pada tengah malam
tubuh dan ruh mulai berdansa bersama derai gerimis
Suara ricik air begitu ritmis mengetuk kaca jendela
menjadi musik pengantar berlayar ke masa silam
Di atas bantal masih tersisa wangi shampoo rambutmu
dan aroma parfum melati melayang sepanjang gang
mengikuti kibaran baju tidurmu ke dunia mimpi
Di dalam kepalaku ada ribuan kata-kata
menyusun dirinya sendiri menjadi doa
atau mungkin cuma puisi cinta biasa saja.-
Queens, 02032020.
-1-
Karena semua memang sudah dinubuatkan
kutukan itu mengejawantah dalam buah apel
yang tiba-tiba disodorkan ke mulutku
aku patuh, menyantapnya dengan cinta
rela menanggung duka kehilangan surga
Lantaran sebagai manusia pertama, aku yakin
masih dapat mengirup wangi surga yang lain
di hutan-hutan paling rahasia
di sekujur tubuhmu, Hawa
-2-
Sesudah titah dari yang tak berwajah menghardikmu
sesudah badai berlalu, pada pagi pertama celaka itu
lanskap firdaus seketika terhapus, tinggal cerita
tak terhitung tunas dosa-dosa baru bermunculan
tak terhitung tangis penyesalanmu yang percuma
“Bersabarlah, kita hanya terlantar sebentar
mengarungi waktu yang hambar.”
Aku ingin mengucapkan kalimat penghiburan itu, Hawa
sambil membayangkan diri menjadi daun-daun kering
yang tabah menyambut kedatangan musim gugur
seakan tahu kapan saatnya mati dan hidup kembali
Dan kelak akan dituliskan orang:
domba-domba yang minggat akan dicari
dan diterima kembali dalam perjamuan abadi.-
Queens, 2020.
( 1 )
Sesaat sebelum diriku ditetapkan untuk tumbang dan mati
aku bersumpah - pada batang, ranting, daunan, bakal buah
dan bunga-bunga - akan terus tumbuh
Dalam bentuk serbuk lembut cahaya berkilauan
di atas kanvas langit berkabut, melayang-layang
seperti mimpi yang pelan-pelan menghilang
“Pandanglah, lalu ingatlah kehangatanku yang dulu
sebelum ragaku menjadi dingin, kaku serta bau.”
Aku bersumpah, akan terus tumbuh
“Pelan tapi pasti, suatu saat kelak
aku akan menjadi bagian dari dirimu.”
( 2 )
Sebelum istirahat malam aku mengucap mantra
“Sungguh bahagia diri menjelma batu abadi
tabah melewati tahap evolusi berkali-kali”
Terbayang sungai dan laut menjadi ranjang tidurku
cuaca dan angin tak kuasa merubah bentukku
aku berjalan riang melawan gravitasi
Melihat dunia saat belum sepenuhnya jadi
di mana manusia masih bermimpi dan tertegun
saat terbangun mendapati dirinya mati.-
Bintaro, 2023.
Hembusan napasmu
Menebar wangi
Bunga mekar
O, Attar
Burung-burung sunyi
Mencari cermin
Alam raya
Di diri
Enigma hidup
Langit luas terbuka
Menyimpan Tuhan
Himpunan waktu
Menyulut api cinta
Engkau dan aku.-
Apt M, 15122019.
Hatiku jendela
Terus terbuka
Bagi angin
Dan rindu
Waktu pelan-pelan
Memupus nyeri
Luka tikam
Stigmata
Di tengah kubah
Ada gema ratapan
Orang gelisah
Lonceng katedral
Berdentang di udara
Membilang ajal.-
NY, 2020.
Baca juga: Sajak-sajak Remy Sylado
Baca juga: Sajak-sajak Yevgeny Yevtushenko
Baca juga: Sajak-sajak Osip Mandelstam
MARIA ANTON SULISTYO, penyair, dilahirkan di Jember, Jawa Timur. Puisi-puisinya masuk dalam antologi bersama sejak tahun 1991 – 2023. Belum Dalam Lukamu! adalah satu-satunya kumpulan puisi tunggalnya, diterbitkan oleh Sastra Digital pada September 2013. (SK-1)
Kata 'kofe' sendiri berarti kondisi awal gigi balita yang tumbuh pertama kalinya. Ia kemudian goyang dan jatuh sehingga terlihat ompong.
Kulit putih, bulu mata lentik. Kata orang itu cantik. Menurutku kita lebih manis.
Petersburg, aku kan kembali bersama belahan jiwa. Mengulang janji suci kami di altar dulu
Kebebasan pun beterbangan di mana-mana serupa tarian angsa.
Mungkin aku yang terlalu ingin melindungimu, namun membuatmu merasa tidak nyaman.
Saat bibir-mu terbuka sedikit, amboi, betapa itu membuatku kasmaran.
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved