PEMERINTAH Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memastikan meniadakan pelaksanaan Tradisi Dandangan yang biasanya dimeriahkan pasar malam untuk menyambut Ramadan, mengingat masih masa pandemi dan daerah setempat juga masih berstatus zona oranye penularan covid-19.
"Hasil rapat evaluasi, Pemkab Kudus tidak berani menyelenggarakan Tradisi Dandangan tersebut dengan berbagai pertimbangan," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo di Kudus, beberapa waktu lalu.
Untuk menata pedagang, dia optimistis, bisa mengaturnya, sedangkan pengunjung yang berasal dari luar daerah dipastikan sulit dibendung. "Kerumunan dipastikan sulit dibendung karena pengunjungnya berasal dari luar Kudus dan pintu masuknya juga banyak," katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Sudiharti sendiri mengakui masih menunggu petunjuk pimpinan sehingga hingga kini belum ada persiapan soal Tradisi Dandangan, meskipun pelaksanaannya tidak lama lagi.
Berdasarkan catatan Dinas Perdagangan Kudus, pedagang yang hadir di acara dandangan itu sekitar 90% merupakan warga luar kota, termasuk pengunjungnya juga didominasi warga luar kota.
Pengalaman sebelumnya, tradisi dandangan mampu menampung 500-an pedagang, meliputi pedagang yang berjualan menempati gerai serta lesehan. Namun pada tahun sebelumnya ditiadakan karena pandemi.
Tradisi Dandangan di Kudus biasanya diramaikan dengan kirab Dandangan dengan menampilkan potensi budaya beberapa desa di Kudus dengan rute kirab di jalan-jalan protokol. Setibanya di Alun-alun, peserta kirab melakukan adegan untuk menceritakan
perkembangan Islam secara sederhana.
Seremonial tersebut biasanya ditutup dengan pemukulan bedug yang dilakukan oleh pejabat instansi terkait, sekaligus dimulainya awal bulan puasa Ramadan.
Tradisi Dandangan sudah dilakukan ratusan tahun lamanya. Konon diciptakan oleh para Sunan Wali Songo pada masa Kerajaan Demak sebagai penanda Ramadan, sekaligus memberikan kesempatan pada warga (umat muslim) meraih rezeki jelang Ramadan, dengan tujuan agar selama satu bulan menjalankan puasa dapat tenang tanpa dibebani kebutuhan ekonomi. Selain tentunya menciptakan kegembiraan menyambut Ramadan. (Ant/H-2)