Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ANGGOTA Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB Oleh Soleh menyampaikan apresiasi tinggi atas respons cepat pemerintah dalam mengisi sembilan posisi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI di negara dan organisasi internasional strategis.Apresiasi ini disampaikan Soleh merespons adanya Fit and Proper Test calon Dubes yang berlangsung maraton di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Sabtu (5/7) hingga Minggu (6/7).
Soleh menekankan proses pemilihan Dubes sangat krusial mengingat data Kementerian Luar Negeri menunjukkan data bahwa 35% kerjasama investasi kerap tertunda saat posisi Dubes kosong. Ia juga menyoroti efisiensi pemerintah dalam menindaklanjuti kekosongan posisi diplomatik yang kritis.
“Dalam waktu kurang dari 8 bulan pasca berakhirnya masa tugas dubes sebelumnya, pemerintah telah menyiapkan calon terbaik. Langkah luar biasa ini patut diapresiasi,” kata Soleh dalam keterangannya, Minggu (6/7).
Soleh mengatakan proses uji kelayakan berlangsung dalam dua sesi ketat yang mengevaluasi calon untuk penempatan di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Belanda, Singapura, Vietnam, Slowakia, serta perwakilan di PBB New York dan PBB/WTO Jenewa. Meskipun alokasi waktu presentasi singkat, ia menegaskan kualitas asesmen tetap terjamin.
“Ini hanyalah puncak gunung es. Calon telah melalui empat tahap seleksi Kementerian Luar Negeri, termasuk uji rekam jejak dan wawasan kebijakan luar negeri. Materi yang disajikan hari ini adalah ringkasan program inti yang komprehensif,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa kecepatan pengisian vakum diplomasi di negara penting misalnya seperti AS dan Jerman yang kosong sejak November 2024. Menurut Soleh, kekosongan ini berpotensi mengganggu kerja sama strategis, khususnya di sektor perdagangan bernilai triliunan rupiah.
“Pengisian segera ini memungkinkan Indonesia untuk segera mengejar ketertinggalan, terutama dalam negosiasi Critical Minerals Agreement dengan AS,” tukasnya.
Selain itu, Soleh menilai efisiensi proses seleksi yang mampu mengevaluasi sembilan calon dalam satu hari tanpa mengorbankan kedalaman asesmen. Menurutnya, ini mencerminkan koordinasi solid antara eksekutif dan legislatif.
Di samping itu, Soleh menjelaskan strategi merangkap jabatan yang cerdas, seperti Dubes Jepang yang juga meliputi Federasi Mikronesia, dapat dilakukan sebagai langkah efisien untuk penghematan anggaran dan optimalisasi SDM di tengah keterbatasan.
“Contoh nyata di AS, kekosongan 8 bulan berisiko memicu ketertinggalan negosiasi. Kini kita bisa mempercepatnya,” pungkasnya.
Seperti diketahui, setelah proses fit and proper test selesai, DPR Komisi I akan melaksanakan rapat pleno untuk menetapkan kelulusan calon.
Diharapkan pengesahan oleh Presiden dapat terlaksana paling lambat akhir Juli 2025, diikuti penyerahan credentials ke negara tujuan pada Agustus 2025. (H-4)
KOMISI I DPR RI akan melanjutkan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) Republik Indonesia, hari ini, Minggu (6/7)
12 calon duta besar (dubes) RI untuk beberapa negara sahabat akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan
KOMISI I DPR kembali menyelenggarakan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap 12 calon duta besar (dubes) RI untuk beberapa negara sahabat.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan tak ada tolok ukur yang spesifik dalam penilaian para calon dubes, namun indikator kecocokan dengan negara yang akan ditempati menjadi penilaian
Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto mengakui bahwa dari 24 nama yang diajukan sebagai calon dubes, ada beberapa nama yang dinilai kurang tepat karena memiliki rekam jejak yang kurang baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved