Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PENGAMAT komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga merespons pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mengaku lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurutnya, pernyataan Jokowi lebih memilih PSI daripada PPP tentu melalui sejumlah pertimbangan yang masuk akal.
Ia mengatakan ideologi dan PSI Jokowi relatif sama, yakni nasionalis. Selain itu, kader PSI pada dasarnya juga loyalis Jokowi. Hal tersebut membuat peluang Jokowi terpilih sebagai Ketua Umum PSI lebih besar. Sedangkan, bagi PSI bergabungnya Jokowi membuat peluang partai tersebut lolos ke parlemen lebih besar.
"Jokowi akan cocok untuk meneruskan agenda politik yang sudah dibangun anaknya Kaesang Pangarap. PSI berharap dengan Jokowi sebagai ketum dapat masuk ke Senayan pada Pileg 2029," kata Jamiluddin kepada Media Indonesia, Minggu (8/6).
Jamiluddin mengatakan alasan lainnya Jokowi lebih memilih PSI karena memiliki perbedaan ideologi dengan PPP. Ia mengatakan Jokowi memimpin PPP juga akan menjadi bumerang. Pasalnya, Jokowi akan dinilai menerima jabatan apa saja.
"Jokowi yang nasionalis tentu tak sejalan dengan PPP yang menganut religius. Perbedaan ideologis itu tentu aneh bila Jokowi memimpin PPP. Jokowi akan dinilai sosok yang menerima jabatan apa saja tanpa melihat kesesuaiannya," katanya.
Namun demikian, Jamiluddin menilai PSI lebih cocok dipimpin figur atau politikus muda. Ia mengatakan PSI selama ini dikaitkan sebagai partainya anak muda.
"Kalau Jokowi memimpin PSI tentu aneh. Sebab, PSI partai anak muda yang dipimpin orang ini. Kalau terjadi tentu paradoks bagi PSI. Karena itu, idealnya PSI dipimpin orang muda. Jokowi sebaiknya tahu diri bahwa dirinya tak pantas memimpin PSI," katanya.
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan keinginannya untuk memilih bergabung dengan PSI dibanding menjadi ketua umum PPP. Jokowi menilai PPP memiliki lebih banyak calon ketua umum menjelang Muktamar yang akan digelar pada September mendatang. Ia mengaku juga telah mendengar sejumlah nama yang menjadi calon ketua umum PPP.
"Enggak lah. Di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi," ujar Jokowi usai Salat Idul Adha di Solo, Jumat (6/6).
"Saya di PSI saja lah," imbuhnya.
Namun demikian, Jokowi mengungkap sampai saat ini dirinya belum mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSI. Ia juga tidak menjawab saat ditanya apakah sedang mempertimbangkan partai lain.
"Ya nggak tahu (mau masuk partai lain atau tidak). Di PSI juga belum dicalonkan," terangnya. (Faj/P-3)
Dudung klaim baru mengetahui namanya disebut dalam bursa calon Ketum PPP. Dia menegaskan bahwa saat ini tak mau berpolitik. "Saya tidak berminat belum mau berpolitik saya," ujar Dudung.
PLT Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono menyambangi Kantor DPC PPP Temanggung, Jawa Tengah
KETUA Wantimpres, Wiranto, menitipkan 100 nama kader eks Partai Hanura sebagai calon legislatif Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Apa alasan Wiranto memilih PPP?
HASIL lembaga survei merupakan cambuk dan kritik bagi kami untuk bisa kerja lebih keras. Namun, karena PPP memiliki basis yang loyal kita masih bisa eksis seperti pada Pemilu 2014 dan 2019.
Hasil Keputusan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP yang memutuskan Muhammad Mardiono sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP.
PENGAMAT politik Adi Prayitno menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi akan total mendukung dan mengamankan jalan anaknya Kaesang Pangarep dalam perebutan kursi Ketua Umum PSI.
Kaesang mengajukan surat cuti dari Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setelah resmi mendaftar sebagai calon Ketua Umum (Caketum) PSI.
Jamiluddin menilai isu Jokowi ingin maju menjadi Ketum PSI hanya cek ombak. Ia mengatakan Jokowi ingin tahu seberapa besar para kader PSI masih mendukung dirinya.
sosok Kaesang Pangarep disebut akan sulit mendongkrak suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Pemilu 2029.
Kaesang Pangarep mengeklaim akan banyak tokoh besar yang bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) jika dirinya kembali terpilih sebagai ketua umum.
Kaesang Pangarep memastikan sang ayah, Presiden ke-7 RI Joko Widodo, tidak akan mendaftar sebagai calon ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved