Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Turunnya Tingkat Kepercayaan Publik terhadap TNI Dinilai Masih Wajar

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
27/5/2025 22:10
Turunnya Tingkat Kepercayaan Publik terhadap TNI Dinilai Masih Wajar
Massa menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPR Gatot Subroto, Jakarta(MI/Susanto)

SURVEI Indikator Politik Indonesia menyatakan bahwa kepercayaan publik terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI) turun menjadi 85 persen dari 93 persen.

Data ini didapat dari jejak pendapat yang dilakukan terhadap 1.286 responden di seluruh Indonesia pada 17-20 Mei 2025.

Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi, menilai turunnya tingkat kepercayaan publik terhadap TNI dari 93 persen ke 85 persen masih dalam batas wajar. 

“TNI tetap jadi lembaga negara dengan tingkat kepercayaan publik tertinggi. Artinya, masyarakat masih melihat TNI sebagai institusi yang profesional, disiplin, dan punya peran penting menjaga stabilitas negara,” terang Khairul kepada Media Indonesia, Selasa (27/5). 

Namun, kata Khairul, penurunan ini juga jadi sinyal penting. Bukan karena TNI melakukan kesalahan besar, tapi, Khairul menuturkan karena ekspektasi publik makin tinggi. 

Apalagi dalam beberapa bulan terakhir, banyak isu yang menyangkut TNI jadi sorotan publik. 

“Misalnya soal revisi UU TNI, penempatan perwira aktif di jabatan sipil, sampai insiden ledakan amunisi di Garut. Hal-hal seperti ini bisa memengaruhi persepsi, terutama kalau tak dijelaskan dengan baik ke masyarakat,” tuturnya. 

Kemampuan komunikasi sosial

Khairul menegaskan dalam situasi seperti ini, kemampuan komunikasi sosial TNI jadi sangat penting. 

Pasalnya, selama ini TNI sudah terbukti dekat dengan rakyat, misalnya lewat Babinsa atau saat membantu penanggulangan bencana. 

“Tapi di era media sosial sekarang, pendekatan seperti itu perlu diperkuat dengan komunikasi yang lebih terbuka, lebih cepat, dan lebih membumi. Bukan sekadar menjelaskan, tapi juga membangun kepercayaan lewat akuntabilitas,” tuturnya. 

“Saya percaya, pemerintah juga paham betul soal ini. Presiden sebagai panglima tertinggi sudah memberikan arahan-arahan yang jelas,” tambahnya. 

Sehingga, Khairul berpendapat penurunan angka ini bukan berarti kepercayaan publik hilang, justru jadi bahan introspeksi bersama agar ke depan TNI makin kuat, makin dipercaya, dan makin siap menghadapi tantangan zaman. (Ykb/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya