Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pancasila Harus Jadi Way of Life dalam Pikiran dan Tindakan

Devi Harahap
19/12/2024 17:59
Pancasila Harus Jadi Way of Life dalam Pikiran dan Tindakan
Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya.(MI/Devi Harahap)

KETUA Komisi XIII DPR RI Willy Aditya mengatakan sebuah ideologi negara hanya bisa mengalami perkembangan dan kemajuan di tengah transformasi zaman, apabila pemerintah dan warga menjadikannya sebagai way of life baik secara pikiran dan tindakan.  

“Sebagai orang yang studi dan menulis tentang ideologi Pancasila, saya berpendapat bahwa ideologi bisa maju hanya dengan pikiran, perasaan, dan tindakan,” ujar Willy dalam acara ‘Refleksi Akhir Tahun 2024 BPIP’ di Taman Ismail Marzuki Jakarta pada Kamis (19/12). 

Politisi dari Partai Nasdem itu menilai, masyarakat seharusnya sadar bahwa Pancasila mengandung nilai luhur yang layak menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun sayangnya banyak hal yang masih jauh dari pengamalan ideologi Pancasila, khususnya pada kehidupan ketatanegaraan yang kini kental dengan liberalisme. 

“Sayangnya kelemahan kita ada di pendekatan metodologi. Jika kita mau jujur, di dada Pancasila itu semua value yang disepakati oleh para pendiri negara kita ada, hanya satu value yang tidak pernah mereka terima dan tidak pernah ada di dada Pancasila, yaitu liberalisme. Tapi hari ini, politik, sosial, ekonomi, budaya, semuanya liberal. Dimana dada Pancasila itu?,” tutur Willy. 

Willy menegaskan bahwa narasi pancasila sebagai ideologi bangsa terdapat nilai-nilai yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sekitar. Tanpa nilai-nilai Pancasila tersebut, kata dia, masyarakat Indonesia akan terpecah belah. 

“Narasi-narasi Pancasila itu ada tengah-tengah kita karena itu yang disarikan oleh para pendiri republik ini. Apa makna Pancasila saat kita berbeda? Yaitu kita bisa bekerja sama dan itu dinamakan dengan harmoni. Pancasila adalah ketika kita bisa duduk bersama dan berdialog bersama walaupun kita berbeda-beda,” jelasnya. 
  
Kendati demikian, Willy mengatakan Pancasila hanya akan menjadi mitologi jika hanya dijalankan dengan orientasi bisnis. Atas dasar itu, ia mengajak para penyelenggara negara yang ditugaskan untuk membumikan pancasila untuk menggunakan pendekatan berbasis gerakan. 

“Hal yang paling penting dari menjalankan ideologisasi Pancasila ini adalah dengan gerakan bukan bisnis as usual, karena Pancasila hanya akan menjadi mitologi kalau kita terjebak sebagai orang-orang yang menjalankan bisnis as usual. Tapi harus ada elang pergerakan di sana. Apa itu elang pergerakan? Spirit,” tuturnya. 
 
Selain itu, Willy juga mendorong BPIP dan sejumlah Kementerian/Lembaga (K/L) untuk memperkenalkan Pancasila tak hanya secara nasional dan transnasional sebagai landasan dalam mengatasi persoalan radikalisme dan terorisme. 

“Saya berdiskusi dengan Kepala BNPT, Pancasila bukan hanya untuk dalam negeri, tetapi saya menawarkan bagaimana Indonesia menjadi center of excellence dari kontra terorisme, dari program deradikalisasi. Namun ketika kita tidak bisa berekskresi, berpraktek, bermoral, beretika, way of life, way of thinking, kita akan sulit ke arah sana,” tandasnya. (Dev/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya