Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
REVISI Undang-Undang Tentara Negara Indonesia (RUU TNI) dinilai berpotensi akan menghidupkan kembali dwifungsi ABRI di zaman ini. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menampik anggapan tersebut. Dia mengatakan orang yang masih mengaitkan RUU TNI dengan munculnya kembali dwifungsi seperti zaman orde baru berarti masih terjebak di masa lalu.
“Kalau menurut saya ada orang nyangkut ke zaman dulu lagi. Sejarah adalah tempat pembelajaran. Tapi, mari berpikir saat ini, ke depan, baru belajar dari sejarah. Jadi kalau dibilang kita orang yang berpotensi bisa menjabat di suatu tempat, ya, memang kan ada seleksinya berdasarkan kemampuan,” kata Maruli di Markas Besar TNI-AD, Jakarta, Selasa (16/7).
Menurut dia, poin terkait keterlibatan tentara di beberapa lembaga atau kementerian seperti yang diusulkan dalam RUU TNI itu hanya sekadar untuk membantu bidang-bidang yang memang membutuhkan peran tentara di dalamnya. Maruli juga menyampaikan banyak TNI yang memiliki latar belakang pendidikan yang berkompeten apabila negara membutuhkan perannya di instansi tertentu.
Baca juga : UU ASN Baru Jauhkan Semangat Reformasi TNI-Polri
“Banyak yang bilang apa hubungannya tentara dengan kementerian ini? Kan kami juga punya dasar pendidikan lain. Saya punya background pendidikan ekonomi development. Saya sudah praktikan di dunia militer. Sudah membuat konsep bagaimana membuka lahan, bagaimana sistem pengairan di daerah-daerah. Itu kami lakukan, karena saya punya background,” ucap dia.
Dia juga mengatakan sayang rasanya apabila ada keahlian dan kemampuan dari anggota TNI yang seharusnya bisa dikaryakan tetapi malah dibatasi.
“Kita punya kemampuan kan sayang. Teman-teman saya di tentara ini sudah tour of duty, tour of area mengerti yang di ujung-ujung (wilayah Indonesia). Sekarang berapa persen orang yang mengerti Sabang sampai Merauke? Banyaknya kan di tentara. Kalau ada pembangunan di daerah mana, kami banyak yang lebih mengerti. Kan sayang. Bukan berarti kami harus tentara perang terus,” jelas dia.
Maruli berharap masyarakat tidak lagi berpikir bahwa revisi aturan tentang TNI terus menerus dikaitkan dengan munculnya kembali era orde baru melalui peran-peran tentara di semua sektor pemerintahan.
“Kalau tanya pendapat saya, ya itu pendapat saya. Bukan kita mau bikin orde baru lagi. Kok mikirnya ke situ terus. Orang-orang yang berpikir seperti ini, maaf ya, jangan berpikir masa lalu lah. Tantangan sekarang bagaimana ke depan, belajar dari masa lalu boleh. Tetapi generasi sekarang ini sejarah aja dia tahunya. Mau menguasai kementerian segala macam. Ini ada orang yang punya potensi, sayang,” pungkasnya. (Dis/Z-7)
Ketua Pembina Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meresmikan Gedung New Unjaya Tahap 1 di Kampus 1 Unjaya
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak meminta dibuktikan apabila ada prajurit melakukan dugaan intimidasi terhadap penulis kolom opini Detik.com.
KETUA Komisi I DPR RI Utut Adianto menyebut Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak harus bertanggung jawab dalam peristiwa ledakan amunisi di Garut
SIKAP dan pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak terkait polemik pembahasan revisi UU TNI menuai kritikan.
Lebih lanjut, Maruli menjelaskan bahwa Novi yang sebelumnya berpangkat letnan jenderal sudah tidak menjadi tentara sejak pengangkatan sebagai Dirut Perum Bulog.
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyebutkan pembangunan dapur sehat untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia sudah mencapai hampir 300 unit.
ANGGOTA Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB Oleh Soleh meminta rencana Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk merekrut 24 ribu prajurit baru dikaji secara matang dan mendalam.
Pengamanan dari TNI-Polri tidak hanya kepada institusi kejaksaan, tetapi juga kepada para jaksa yang merupakan bagian dari aparat penegak hukum.
Kristomei juga menegaskan bahwa segenap framing dan narasi sesat yang dibuat tanpa dilengkapi data/fakta kredibel, tendensius, dan tidak objektif yang bertebaran di ruang publik.
Dengan sorot mata berkaca-kaca, Panglima mengenang sosok ayahnya yang penuh dedikasi sebagai seorang Babinsa dan Danru.
Menurut Fahmi, prinsip dasar dari terbentuknya perpres tersebut harus didukung yakni mengerahkan TNI untuk melindungi seluruh komponen Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam menjalankan tugas.
Ia mengkritisi, dana hibah yang selama ini diberikan kepada forkopimda kurang berdampak untuk mengatasi persoalan tawuran di DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved