Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AKADEMISI dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menyampaikan kegeramannya terhadap rezim hari ini. Dia mewakili para kaum cendikiawan lain mengaku muak terhadap pengabaian yang dilakukan pemerintah terhadap kaum intelektual.Hal yang lebih parah, lanjut Ubedilah, keresahan para guru besar beberapa waktu lalu malah dicurigai sebagai suara partisan dan suara yang telah ditunggangi.
“Jangankan teman-teman civil society dan buruh, guru besar, kaum intelektual dan kaum cendekiawan diabaikan. Pengabaian itu dimulai dari produksi UU Cipta Kerja atau Omnibus Law. Ratusan ribu buruh dan mahasiswa turun ke jalan. Bahkan sekelas Profesor Emil Salim mengingatkan agar itu tidak disahkan sebagai undang-undang, karena bermasalah. Tetapi tengah malah diburu-buru dan disahkan. Itu pengabaian yang paling melecehkan kaum intelektual,” kata Ubedilah dalam diskusi ‘Menegakkan Konstitusi, Memulihkan Peradaban Bangsa dan Hak Kewargaan’ di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
Dia juga mengaku miris dan sedih dengan perilaku Presiden Joko Widodo yang saat ini dianggapnya telah melahirkan pemerintahan neo-otoritarianisme. Suatu model praktik otoritarian yang baru, di mana kekuasaan politik terkonsentrasi pada satu pemimpin dan kekuasaan itu digunakan untuk kepentingan pribadi.
“Teman-teman dari hukum tata negara seperti Bivitri, Feri Amsari, Zainal Arifin, meneteskan air mata. Bayangkan hampir seluruh teori tidak bisa meruntuhkan ambisi pribadi kekuasaan,” ketusnya.
“Apa kesimpulan penting dalam perspektif politik, saya meyakini ini yang kemudian disebut neo-otoritarianisme, satu model praktik otoritarian dengan gaya baru, yang dibangun melalui sebuah proses di politik disebut sebagai populism. Yang dari wong cilik, dari gorong-gorong, lalu seolah-olah dia merasa bahwa dia dipilih mayoritas bangsa ini lalu dengan cara itu dia bisa melakukan apapun,” tambahnya. (Dis/Z-7)
Prodi S2 dan S3 FEB UNJ tidak hanya menawarkan pendidikan berkualitas, tetapi juga pengalaman akademik yang membangun jejaring profesional.
BELUM lama ini, Kemendikti-Saintek secara resmi meluncurkan Dikti-Saintek Berdampak.
Kerja sama ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam penguatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
UNJ menggelar wisuda di GOR UNJ untuk memperkenalkan kepada publik keberadaan fasilitas UNJ yang berstandar Internasional.
. Status PTNBH mencerminkan kesiapan UNJ untuk berkontribusi nyata dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Budaya organisasi, kepedulian lingkungan dan pengetahuan regulasi sebagai faktor utama yang mendorong niat penggunaan kendaraan listrik khususnya di kalangan ASN Pemprov Jakarta.
SEJUMLAH orang tewas akibat serangan udara di pusat Kota Aleppo, Suriah.
Partisipasi etnik Tionghoa di Indonesia tidak hanya terbatas pada ranah bisnis, tetapi juga merambah ke berbagai aspek kehidupan, termasuk hal-hal yang bersifat pribadi dan keagamaan.
Albert Camus mengatakan, pemimpin tanpa etika itu sama saja seperti melepaskan binatang buas ke rakyatnya.
Ia memastikan di putaran kedua, seluruh rakyat Indonesia akan bersatu untuk menumbangkan dinasti Jokowi.
Masyarakat. sambung Afton, sampai saat ini dibuat sangat kebingungan dan marah besar atas kecurangan yang dilakukan elite politik
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved