Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Debat Pilpres Ketiga Lebih Banyak Manuver Serangan Personal Ketimbang Substansi

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
08/1/2024 19:08
Debat Pilpres Ketiga Lebih Banyak Manuver Serangan Personal Ketimbang Substansi
Debat Pilpres ketiga(Antara)

PENGAMAT politik dari Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengemukakan bahwa debat calon presiden ketiga lebih banyak manuver menyerang personal ketimbang membeberkan isi substansi.

Pada debat ketiga capres yang membahas Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik, Pangi menilai peningkatan baik dari segi format maupun substansi dibandingkan debat sebelumnya. Kini lebih mendekati esensi debat yang sesungguhnya dan mengurangi kesan debat rasa cerdas cermat yang kurang.

Namun, Pangi mengingatkan menyerang karakter pribadi calon presiden bukanlah bagian dari etika debat. Meskipun perdebatan dapat sengit, perlu dihindari serangan personal.

Baca juga : Anies Rahasiakan Obrolan Singkat dengan Puan

Ia mencontohkan statemen Prabowo mengkritik Anies terkait etika tidak seharusnya menyentuh karakter pribadi. Publik menanti gagasan, pikiran, isu, program, kebijakan, dan ide dalam debat capres, bukan serangan personal. Sayangnya, dalam debat terakhir, terlihat lebih banyak manuver penyerangan pribadi daripada fokus pada substansi debat.

Baca juga : Ini Tanggapan Mahfud MD soal Dibukanya Data Anggaran Pertahanan

“Kritik Anies langsung ke jantung pertahanan, sindiran terhadap Prabowo konteks ketika terjadi pelanggaran etik dan termasuk jalan bareng berpasangan terhadap cawapres yang melanggar etika, artinya ada kompromi terkait standar etika, dalam pidato mengolok-olok tentang tidak pentingnya etika,” ungkap Pangi, Senin (8/1). 

Menurutnya, komentar Prabowo menarik soal Anies tidak pantas bicara etik, menyesatkan dan tidak berhak bicara etik, karena memberi contoh yang tidak baik soal etik,

Pangi juga menyayangkan adanya momen tidak saling salaman pasca debat antara Anies dan Prabowo. Pangi berpendapat debat boleh keras, bantah data, saling menyerang, namun setelah debat harusnya berangkulan kembali.

“Seperti main bola, sekeras apapun kompetisi namun tetap berangkulan kembali setelah permainan usai. Ini menjadi sangat krusial mempertontonkan dagelan panggung depan kepemimpinan yang tidak sportif, terlepas siapa yang bersalaman dan siapa yang menemui siapa, terlepas siapa yang lebih senior dan seterusnya, dan termasuk soal alasan Anies yang sudah mencari Prabowo namun sudah tidak menemui Prabowo, bingung mau cari ke mana,” tuturnya.

Ia menyayangkan sikap Prabowo yang mengatakan Anies ‘enggak datang ke saya, saya lebih tua dari dia, lebih senior’. Pangi menilai sikap seperti itu tidak fair dan tidak elok dipertontonkan dagelan politik semacam ini di panggung depan public.

“Nampak kurang elok dan tidak berkelas sama sekali, katanya negarawan?,” tandasnya. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya