Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
DIREKTUR Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai masih banyak yang tidak dipahami calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (22/12) malam.
"Secara umum banyak statemen Gibran yang hanya terlihat bagus dalam ekspresi, tetapi buruk dalam penjelasan, hal ini kontradiktif, karena terkesan menguasai tetapi justru banyak yang Gibran tidak memahami," kata Dedi, Sabtu (23/12).
Dedi mencontohkan pertama saat Gibran menggunakan ukuran persentase dalam paparan Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Padahal, kata Dedi, ICOR bukan indeks.
Baca juga: Pakar Mikro Ekspresi: Gibran Berupaya Keras Meniru Jokowi
"Lalu soal pajak, Gibran juga terlihat meyakinkan tetapi jelas keliru hingga dikoreksi Mahfud MD (cawapres nomor urut 3)," ungkap Dedi.
Kemudian, Gibran dipandang juga tidak paham substansi saat menanyakan Carbon Capture and Storage (CCS) kepada Mahfud MD. Dedi menilai Mahfud sudah tepat menjelaskan soal proses regulasi penangkapan dan penyimpanan karbon itu.
Baca juga: Hasil Debat Cawapres: Semua Fokus pada Kemakmuran Indonesia
"Tetapi Gibran justru menarik debat ke wilayah teknis, dan ini bisa disimpulkan dalam debat Cawapres, justru Gibran lah yang paling mungkin tidak menguasai apa yang ia bicarakan," tutur Dedi.
Terakhir, soal State of the Global Islamic Economy (SGIE). Gibran menyerang cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Gus Imin dengan istilah SGIE. Hal ini terjadi saat putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menanyakan bagaimana cara Cak Imin menaikan peringkat Indonesia di SGIE. Terlebih, Imin Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kental dengan agama Islam.
"Juga soal SGIE, Gibran mengesankan hanya ingin menjatuhkan lawan secara ekspresif tetapi tidak subtansial, bahkan SGIE adalah hal teknis, dan tentu dalam debat Cawapres bukan sesuatu yang harus dikuasai atau dihafal," ucap Dedi.
Cak Imin yang tampak bingung saat mendengar istilah SGIE, lebih memilih untuk memastikan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan SGIE. Pengakuan Muhaimin soal tidak pernah mendengar istilah SGIE dinilai sudah tepat.
"Muhaimin sudah cukup tepat dengan mengakui tidak familiar dengan istilah SGIE, karena itu bukan wilayah kerja utama pemerintah, juga seorang cawapres bahkan wapres sekalipun tidak memerlukan menghafal istilah," kata pengamat politik tersebut. (Z-3)
ANGGOTA Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera mengapresiasi putusan MK yang menghapus ambang batas presiden (presidential threshold)
MAJELIS hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta akan membacakan putusan soal gugatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kamis (10/10)
Senator JD Vance, calon wakil presiden dari Donal Trump, berbicara tentang masa kecilnya dan mengkritik kebijakan Presiden Joe Biden.
JD Vance, yang dikenal melalui memoarnya yang laris "Hillbilly Elegy," telah memasuki dunia politik Amerika dengan sorotan yang mencengangkan sekaligus kontroversial.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan calon wakil presiden dari Partai Republik, JD Vance adalah tiruan dari Donald Trump dalam berbagai isu.
PN Jakarta Pusat menolak gugatan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) terhadap Presiden Jokowi terkait pencalonan Gibran Rakabuming Raka, anak sulungnya, sebagai cawapres 2024.
Kegiatan sulih bahasa debat capres dan cawapres yang digelar di Kementerian Kominfo, bekerja sama dengan Pengurus Pusat Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin).
KPU mempertimbangkan perpanjangan durasi untuk segmen closing statement pada debat terakhir yang digelar khusus capres pada Minggu (4/2).
Komika dan aktor Fico Fachriza, berpendapat bahwa anak muda memang perlu kritis sekaligus santai. Meski begitu, hal tersebut tidak berarti membenarkan apa yang dilakukan Gibran.
Pengamat politik dari Universitas Jember Muhammad Iqbal menilai calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming belum matang dalam hal kecerdasan emosional.
Pendidikan karakter di Indonesia masih lemah dan perlu diperbaiki. Hal ini dikatakan menjadi modal penting dalam membangun etika yang baik bagi generasi muda.
Surya Paloh memberi tanggapan soal penampilan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam empat debat pilpres.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved