Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Gugatan Batas Usia Capres Cawapres, Begini Tanggapan Gibran

Widjajadi
16/10/2023 14:01
Gugatan Batas Usia Capres Cawapres, Begini Tanggapan Gibran
Wali Kota Gibran Rakabuming Raka mengejar dan mencoba mengajak dialog pendemo tapa bisu(MI/Widjajadi)

WALI Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tidak mempermasalahkan penolakan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres yang diajukan PSI. Putusan penolakan gugatan ini dibacakan pada Senin (16/10).

"Iya ditolak, makanya jangan diberitakan lagi please. Aku kan ra gagas yo mas. Aku ngerti kan dari kalian. Aku ra gagasan masalah kui,"  ungkap Gibran menanggapi putusan MK yang menolak penurunan batas usia dari 40 menjadi 35 tahun sebagaimana pengajuan PSI.

Ia juga tidak mau bicara banyak apakah putusan itu bisa menepis isu atas dirinya yang dipasangkan sebagai cawapresnya Prabowo Subianto.

Baca juga: MK Tolak Permohonan Gugatan Batas Usia Minimal Capres-Cawapres

"Wis intinya putusan kan seperti itu, saya kan masih di sini, dan saya masih aktifitas seperti biasa," imbuh putra sulung Presiden Jokowi itu mencoba menghindar pertanyaan.

Ia menegaskan, sebaiknya jika ingin mengetahui detil keputusan MK, ya ditanyakan langsung kepada MK atau penggugatnya langsung, termasuk klausal tentang pengalaman sudah pernah menjabat sebagai kepala daerah.

Baca juga: Dua Hakim MK Dissenting Opinion soal Usia Capres-Cawapres

Suami Selvi Ananda itu menambahkan bahwa urusan capres dan cawapres adalah urusan para pemilik partai, parpol dan lain lain. Bahkan tentang pemasangan dirinya untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto yang kabarnya akan diumumkan Selasa ini. Atas pertanyaan itu, ia pun meminta wartawan untuk menunggu saja.

"Yo tunggunen wae," sergahnya. Ia pun menegaskan, jika memang dirinya mempunyai ambisi,tentu dirinya akan menunggui di Jakarta.

Yang jelas, sesaat sebelum putusan MK , putra sulung Presiden Jokowi itu juga didemo oleh kelompok yang menyebut sebagai Komunitas Pelestari Budaya Tapa Bisu, yang menyerukan menolak dinasti politik dengan cara tapa bisu, yang digelar di rumah dinas Loji Gandrung.

Aksi demo ratusan massa ini hanya berlangsung 15 menit. Mereka membentangkan spanduk bertulisan " Kami Muak dengan Dinasti Politik, Komunitas dan Pelestari Budaya Tapa Bisu". Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan kemudian berdiam tapa bisu.

Hanya sesaat tapa bisu dilakukan dan kemudian mereka membubarkan diri. Berjalan kaki bersama menuju Taman Sriwedari sambil memperlihatkan pamflet bertulisan " Ojo Dumeh" , Jangan Semena Mena" dan " Pelestari Budaya Topo Bisu".

Gibran yang didemo terlambat datang di Rumdin Loji Gandrung ,kemudian justru mengejar menghampiri kelompok pendemo yang meninggalkan trotoar depan Loji Gandrung menuju tempat parkir gedong Wayang Orang Sriwedari, yang berjarak 500 meter.

Sempat terjadi dialog sederhana dari Gibran kepada para pendemo yang rata rata sudah berusia sepuh. Tidak banyak berarti dari proses dialog yang berlangsung kaku,dan tidak banyak arti.

Termasuk ketika berdialog dengan koordinator aksi demo tapa bisu, Joko Marwanto, yang menjawab tanpa arah jelas terkait aksi topo bisu. " Kalau mau ada yang diomongkan, ayo ke Loji lagi. Sebab saya memang tidak tinggal di Loji, sehingga tidak tahu kalau ada didemo," ucap Gibran.

Joko Marwanto pun menolak halus ajakan itu. Namun ia tidak memberikan penjelasan mengapa bersama kelompoknya menggelar demo dengan cara topo bisu. (Z-10)
 

 

 

 
 
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya