Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
WAKIL Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBH NU) Nur Kholis menilai tingginya kepercayaan publik terhadap Kejaksaan Agung (Kejagung) saat ini karena berani mengusut kasus korupsi besar. Selain itu, sekarang pasti juga sudah ada perbaikan di institusi hukum itu.
“Pertama, itu karena ada perbaikan kinerja. Kedua, mungkin juga karena berani mengusut kasus-kasus yang relatif besar,” ujar Kholis saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (6/7).
Hal itu diungkapkan Kholis guna merespons hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan tren kepercayaan publik terhadap sembilan lembaga negara, termasuk Kejagung.
Baca juga: Kejagung Periksa 7 Saksi Perkara TPK dan TPPU BTS Kominfo
Dalam survei tersebut, Kejagung berada di peringkat ketiga dengan kepercayaan publik sebesar 81,2%. Angka yang cukup tinggi.
Kholis berharap, hasil survei tersebut bisa merangsang lembaga penegak hukum lainnya untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga bisa memberantas berbagai kasus tindak pidana korupsi di Indonesia.
“Jadi, kalau itu bisa memberikan efek yang baik bagi lembaga-lembaga lain untuk berkompetisi secara positif, tentu itu akan menciptakan kondisi yang lebih baik untuk penegakan hukum di Indonesia,” lanjut Kholis.
Baca juga: Kejagung Akui belum Terima Rp27 Miliar dari Terdakwa Irwan Hermawan
Namun, dia tidak begitu yakin apakah kepercayaan publik kepada Kejagung tersebut akan memiliki dampak besar terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Untuk mengetahui, lanjutnya, harus ada penelitian lebih lanjut.
“Tetapi menurut saya ini kan tune-nya sudah positif, tentu dia akan berpengaruh kepada kepercayaan publik terhadap pemerintah secara umum,” ungkapnya.
Kholis melihat, kondisi kinerja dan integritas lembaga hukum di Indonesia sebenarnya sudah menunjukkan hal yang positif.
“Jadi, kami berprasangka baik saja, mudah-mudahan demikian. Karena, salah satu indikator hasil survei itu juga kan karena Kejagung menangani kasus yang besar secara berani dan benar,” jelas Kholis.
Dia pun berharap, kinerja Kejagung dalam mengungkap kasus-kasus besar tersebut juga menular ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) di tingkat provinsi dan Kejaksaan Negeri (Kejari) di tingkat Kabupaten/Kota.
“Kami berharap bahwa sikap itu kemudian dapat menular ke jajaran yang paling bawah. Karena kan yang berhadapan dengan persoalan-persoalan hukum di bawah itu ya Kejati atau kejari. Nah kita siap membuka diri untuk berkoordinasi dengan lembaga-lembaga itu,” kata Kholis.
Karena, tambahnya, masih banyak keluhan terhadap penegakan hukum di tingkat bawah.
Menurut Kholis, kritikan untuk penegakan hukum di tingkat bawah itu juga harus menjadi bahan refleksi penting bagi semua lembaga penegakan hukum di Indonesia.
“Bagi LPBH NU, sebenarnya kalau kondisi hukum membaik itu akan memudahkan juga advokasi kebijakan yang dilakukan LPBH NU untuk mewujudkan hukum yang melindungi kelompok-kelompok akar rumput, utamanya Nahdliyin,” jelas dia. (Z-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved