Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PKB Bantah Cak Imin Legawa tidak Jadi Cawapres

Sri Utami
18/4/2023 13:13
PKB Bantah Cak Imin Legawa tidak Jadi Cawapres
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar(MI/Usman Iskandar)

Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan partainya memang terbuka dengan usulan koalisi besar. Namun hingga kini PKB tetap konsisten dengan piagam perjanjian yang dibuat bersama Partai Gerindra.

"Kami konsisten dengan piagam yang sudah dibuat bersama. Koalisi kami tetap berjalan," ujar Jazilul Ketika dihubungi, Selasa (18/4).

Ia menerangkan belum ada perbincangan lebih lanjut terkait kepastian siapa sosok yang akan mendampingi Prabowo Subianto. Oleh karena itu, hingga kini, PKB tetap mendorong Ketua Umum Muhaimin Iskandar menjadi calon wakil presiden.

Baca juga: Cak Imin Sebut Sudah Rayu Golkar dan PBB Bergabung Ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya

"Kami belum ada pembicaraan sampai ke sana (legawa Muhaimin batal jadi cawapres). Sampai saat ini kami tetap mendorong Muhaimin sebagai calon wakil presiden," tuturnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengomentari pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto soal pencapresan. Menurut Viva, pengumuman paslon yang diusung dalam pilpres 2024 dari partai politik atau koalisi partai akan saling berpengaruh satu dengan yang lainnya. Sehingga proses pembentukan paslon yang sudah terkonsolidasi akan segera diumumkan.

Baca juga: PKB Tepis Wacana Duet Prabowo-Ganjar

"Masing-masing partai dan koalisi saling menunggu, siapa yang akan start duluan," ucapnya.

Penentuan paslon yang diusung akan mempertimbangkan dua factor. Yang pertama adalah faktor ideologi yang diukur dari basis konsituen partai berdasarkan perolehan suara dan kursi di pemilu sebelumnya. Kemudian, faktor elektabilitas figur untuk memenangi kompetisi pilpres yang diukur dari hasil lembaga survei yang kredibel, jujur, dapat dipercaya, dan tidak menjadi alat legitimasi politik melalui cara ilmiah akademis, atau menjadi alat pemuja saja.

"Dua faktor itu menjadi hal penting bagi seluruh partai politik sehingga proses konsolidasi untuk menetapkan paslon sampai hari ini masih berlangsung dinamis,” jelasnya.

“Nanti pada waktunya semua akan mengerucut menemukan formula dan konfigurasi politik dalam paslon yang akan diusung di pilpres 2024," tandas Viva. (Z-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya