Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MANTAN Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) mengaku heran karena masih ada pemerintah daerah yang menolak kebijakan pemerintah pusat. Pernyataan tersebut disampaikan JK terkait polemik pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Kalau pusat sudah menentukan kemudian dibantah daerah, tentu akan dinilai masyarakat adanya ketidaksepakatan atau ketidakdisiplinan dari bawah. Tentu begitu,” kata JK dalam Prime Time News MetroTV, Jumat (31/3).
Dalam kesempatan tersebut JK jjuga menyayangkan semua persiapan yang telah dilakukan sejak lama demi penyelenggaraan Piala Dunia U-20 menjadi sia-sia.
Baca juga : Piala Dunia U-20, JK Nilai Momentum Indonesia Bisa Ajak Israel dan Palestina ke Meja Perundingan
“Apa pun kejadiannya. Kalau misalnya gubernur menetapkan ini atau itu, lalu bupati menolak ya berarti bupatinnya tidak displin. Sama semuanya. Semua sistem akan terjadi begitu,” tambah JK.
Adanya perbedaan kebijakan antara pusat dan daerah, kata JK, juga akan menimbulkan kebingungan di masyarakat. Hal itu, lanjut dia, semestinya tidak lagi terjadi, sebab akan merugikan banyak pihak, seperti yang terjadi dalam pembatalan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 saat ini.
Baca juga : Soal Rencana Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Erick: Jangan Mimpi Kejauhan
“Orang akan melihat, ini Indonesia siapa yang memerintah sebenarnya? Kalau Pak Jokowi sudah menjamin ini tidak akan terjadi diskriminasi, kemudian terjadi, ini mengakibatkan ketidakpercayaan orang. Kita saja bingung. Apa lagi mereka, FIFA itu, pasti bingung,” tandasnya. (Z-8)
Telah didapuk oleh FIFA menjadi tuan rumah, semua stakeholders, yakni pemerintah, PSSI dan lembaga terkait harus serius menggarap ajang level dunia ini.
Inspeksi ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan 10 stadion yang ditawarkan PSSI untuk menggelar Piala Dunia U-20 pada 2021 mendatang.
Jokowi meminta PSSI mempersiapkan berbagai aspek terkait ajang kompetisi sepak bola dua tahunan tersebut.
Iwan menjelaskan, laga uji coba tersebut untuk menambah jam terbang para pemain yang saat ini berada di klub masing-masing.
Iwan mengatakan sesuai arahan FIFA, peralatan VAR itu tidak dikenakan pajak dari pemerintah Indonesia.
Lima stadion ditambah satu stadion alternatif itu terpilih sebagai stadion pendukung karena dinilai telah siap baik dari segi jarak yang tidak terlalu jauh dari Stadion Utama Wibawa Mukti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved