Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

SAS Institute: Hari Santri Bentuk Pengakuan Negara atas Kiprah dan Jasa Santri

Mediaindonesia.com
25/10/2022 10:49
SAS Institute: Hari Santri Bentuk Pengakuan Negara atas Kiprah dan Jasa Santri
Direktur Eksekutif Said Aqiel Siradj (SAS) Institute Sa’dullah Affandy(MI/HO)

DIREKTUR Eksekutif Said Aqiel Siradj (SAS) Institute Sa’dullah Affandy menegaskan, Hari Santri merupakan sebuah pengakuan negara kepada kaum santri atas kiprah dan jasa mereka terhadap Tanah Air.

"Sejak ditetapkan Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomo 22 Tahun 2015, setiap tahun kaum santri selalu merayakan Hari Santri sebagai hari istimewa. Sebuah pengakuan negara kepada kaum santri atas  kiprah dan jasa mereka terhadap Tanah Air," ujar Sa’dullah melalui keterangannya, Selasa (25/10).

Santri, sambungnya, merupakan lulusan pesantren, sebuah institusi pendidikan pertama dalam komunitas Islam Nusantara. Pesantren lahir dari akar tradisi yang kuat, bukan hanya membawa dan mengajarkan kelimuan keislaman, namun juga mengakomodasi sekaligus merawat tradisi lokal. 

"Tidak mengherankan Pesantren mampu eksis menjadi kawah candradimuka bagi kaum intelektual Islam selama berabad-abad, bertahan menghadapi beragam gelombang perubahan zaman," tandasnya.

Sa’dullah berpandangan, tantangan kaum santri saat ini tidaklah sama dengan era sebelumnya. Kesenjangan politik nyaris tidak lagi terjadi di era keterbukaan ini.

Setiap orang bebas untuk menyampaikan aspirasi politik dan pendapatnya masing-masing selama tidak mengganggu ketertiban umum atau bertentangan dengan peraturan yang ada.

“Meski demikian, kesenjangan ekonomi dan kerentanan sosial masih kita saksikan bersama. Inilah salah satu tantangan kaum pesantren dewasa ini," tandasnya.

Ia menambahkan, pada Hari Santri yang ke-8 ini, sangat tepat kiranya jika kaum santri dan pesantren memusatkan pandangan pada kebangkitan ekonomi santri.

Pasalnya, secara politik, kaum santri telah memiliki panggung yang cukup terbuka untuk pentas. Di sisi lain, secara pemikiran, santri juga telah banyak memiliki profesor apalagi doktor dalam berbagai bidang, baik lulusan dalam negeri maupun luar negeri.

“Namun, kalangan santri-pesantren, secara ekonomi dewasa ini, masih menjadi penghuni kelas menengah ke bawah. Inilah pekerjaan besar kaum santri ke depan. Sebuah tugas yang tidak lebih ringan dari perjuangan kaum santri dalam mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan Indonesia,” pungkas Sa’dullah. (Ant/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik