Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SOSOK Buya Syafi'i Ma'arif tak pernah lelah memberikan pencerahan kepada negeri ini terus menerus selama hidupnya. Baik dalam kehidupan, membangun, dan merawat bangsa hingga dunia politikan Indonesia.
Ketokohan yang menjadi warisan bagi bangsa ini itulah yang mendasari Garda Pemuda (GP) NasDem menggelar tadarus kebangsaan bertajuk Meniti Jejak Mulia Buya Syafi’i Ma’arif, Kamis (20/10) di Pendopo Tunggul Pawenang, Sleman, Yogyakarta. Dalam acara ini pun, GP Nasdem melakukan penanaman sebanyak 2.000 ribu bibit pohon.
"Keteladanan dan ajaran Buya Syafi’i Ma’arif yang mengatakan bahwa 'jadikanlah politik untuk menegakkan keadilan bukan mata pencarian', telah diterapkan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dalam memimpin Partai NasDem," tutur Sekjen GP NasDem Moh Haerul Amri.
Haerul menambahkan tadarus kebangsaan ini awalnya akan dilaksanakan usai Buya Syafi’i wafat, namun bila dilaksanakan saat ini tidak mengurangi rasa hormat dari keteladan sosok bersahaja tersebut. "Generasi muda saat ini perlu mengikuti jejak dan teladan beliau, seperti menjadi pribadi yang egaliter, tampil apa adanya, low profile serta pribadi yang qanaah dan zuhud terhadap kemewahan materi dan kehormatan duniawi," imbuhnya.
Haerul menuturkan ajaran dan keteladanan Buya Syafi’i telah diterapkan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dalam memimpin dan membangun partai. Ia mendirikan partai bukan untuk menambah pundi-pundi kekayaan tetapi untuk bangsa Indonesia, dengan menerapkan politik antimahar di tubuh NasDem.
"Semoga agenda yang dilaksanakan GP Nasdem menjadi gerakan restorasi untuk gerakan perubahan Indonesia, yang salah satunya dengan meneladani ajaran Buya Syafi’i," ujarnya.
Sementara itu perwakilan DPP Partai Nasdem, Suyoto, mengatakan bagi kita generasi penerus bangsa dan bagi anak muda pun perlu menerapkan apa yang dicontohkan oleh Buya Syafi'i Ma'arif. Buya memiliki pemikiran yang komunal tetapi perilaku dan pergerakkan menjadi nasionalisme.
"Mari kita generasi penerus bangsa perlu berfikir untuk bangsa, dengan keluar terlebih dahulu dari pemikiran kelompok komunalisme kita masing-masing. Sebab, itulah yang diteladani dari Buya Syafi'i untuk nasionalisme," tukas Suyoto.
Hal senada juga diungkapkan perwakilan pengurus wilayah DIY, Muhammadiyah Arif Jamali, bahwa Buya Syafi'i menghargai anak muda dan membuka cakrawala untuk anak muda. Buya berpesan jangan hanya terpukau dalam satu peradaban tetapi harus membuka cakrawala.
Sedangkan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY, Zuhdi Nuhdlor, menambahkan Buya Syafi'i memberikan pemahaman nasionalisme dan islamisme. Buya memberikan pemahaman bahwa nasionalisme merupakan energi untuk memajukan bangsa. (RO/O-2)
GARDA Pemuda (GP) NasDem kembali menggelar buka puasa bersama dan memberi santuan kepada anak yatim.
KETUA Garda Pemuda NasDem (GP NasDem) DKI Jakarta Nova Harivan Paloh menggelar kegiatan buka puasa bersama dan santunan di panti asuhan Kampung Melayu, Jakarta Selatan.
Kajian ilmiah 2019 pada Journal of Sport and Health Science menyebutkan bahwa olahraga dapat meningkatkan respons imun, menurunkan risiko penyakit, dan mengurangi peradangan.
Harapannya para pemuda bisa melakukan pertolongan pertama saat mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir.
ANGGOTA Dewan Pakar GP NasDem Tangerang Selatan (Tangsel) Banten, Handry Hanief menyerukan segenap lapisan masyarakat untuk menjaga persatuan NKRI.
"Saya yakin, selama ada ulama, kiai, dan santri Indonesia akan tetap terjaga keutuhannya sampai kapan pun," katanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved