Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) RI menyatakan keyakinannya hacker Bjorka segera bisa diatasi oleh penegak hukum di Indonesia.
"Saya yakin semua pihak yang bermain-bermain dengan data maining atau hacking itu akan berhadapan dengan pemegak hukum di Indonesia," tegas Komisioner KPU Idham Holik, Senin (12/9).
Baca juga: Bjorka Makin Agresif, KPU Yakin Penegak Hukum Dapat Ungkap Pelaku
"Kami tentunya sebagai penyelenggara pemilu serentak 2024 ke depan kami akan prioritaskan tentang keamanan data," tambahnya.
Diketahui, 105 juta data kependudukan warga Indonesia milik Komisi Pemiliham Umum (KPU) RI diduga bocor dan diperjualbelikan di forum daring "Breached Forums".
Guna mengantisipasi adanya peretasan, Idham mengaku pihaknya sudah membentuk gugus tugas keamanan siber.
Idham pun mengaku KPU telah berkoordinasi dengan tim Siber Polri untuk terus memastikan bahwa data dan dokumen digital KPU dalam kondisi aman.
Sebagai langkah antisipasi serangan Bjorka, KPU akan meningkatkan keamanan siber pada aplikasi-aplikasi yang ada di KPU seperti Sipol dan Sidalih.
"Saya yakin aparat penegak hukum segera dapat mengungkap (Bjorka)," pungkasnya. (OL-6)
Peretasan ini bukan hanya menimpa hotel di Kota Bandung, tetapi juga terjadi di beberapa hotel yang ada di Indonesia.
Manchester United bersikeras bahwa situs web dan aplikasi klub tidak mengalami masalah dan keamanan data-data pribadi para penggemar dan pelanggan tetap terjaga.
Platini, yang diretas menjelang pertemuan dengan kepolisian Prancis untuk membahas soal korupsi terkait Piala Dunia, mengaku sangat terkejut dengan laporan itu.
Kelompok peretas yang berbasis di India menargetkan para kritikus Piala Dunia 2022 Qatar. Tuduhan itu muncul dari hasil investigasi media Inggris, Sunday Times.
Football Leaks merupakan kebocoran informasi terbesar sepanjang sejarah olahraga dan memicu penyelidikan di Belgia, Britania Raya, Prancis, Spanyol, dan Swiss.
DI Indonesia, kasus kebocoran data pribadi sebetulnya bukan hal baru. Dalam beberapa tahun terakhir, tidak sekali-dua kali terjadi kasus kebocoran data pribadi yang dilakukan para peretas.
Liburan sekolah telah tiba, dan tak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat anak-anak menikmati waktu bebas mereka dengan penuh keceriaan.
POLDA Metro Jaya mengungkap kasus penjualan data pribadi di situs darkweb dengan mengamankan pelaku berinisial MRGP 28 warga Tebet, Jakarta Selatan.
Secara keseluruhan, Hinsa menjelaskan intensitas ancaman serangan di ruang siber sendiri diklasifikasikan menjadi tiga, yakni rendah, sedang, dan tinggi.
“Saya pastikan itu memang terjadi tapi tidak ada rahasia negara. Belum ada yang membahayakan dari isu-isu yang muncul.”
KPU meningkatkan keamanan siber pada aplikasi-aplikasi seperti Sipol dan Sidalih.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved