Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Minyak Goreng Satu Harga Tidak Hadir di Pasar Tradisional

Achmad Safuan
22/1/2022 08:28
Minyak Goreng Satu Harga Tidak Hadir di Pasar Tradisional
Pedagang menunjukkan minyak goreng curah(ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

HARGA minyak goreng masih sulit turun ikuti kebijakan pemerintah satu harga Rp14.000 per liter, di pasar tradisional harga masih bertahan tinggi Rp18.000-Rp21.000 per liter karena pedagang tidak mau merugi.

Pemantauan Media Indonesia Sabtu (22/1) harga minyak goreng kemasan maupun curah berbagai merk masih tinggi Rp18.000-Rp21.000 per liter di berbagai pasar tradisional di Jawa Tengah, pedagang sulit menurunkan harga minyak goreng sesuai kebijakan pemerintah Rp14.000 per liter karena tidak mau merugi.

Harga minyak goreng Rp14.000 hanyz terjadi di tingkat pasar modern seperti swalayan ataupun minimarket, namun ketersediaan barang tersebut tidak banyak dan hampir merata ludes diserbu pedagang meskipun pembelian dibatasi dua liter per orang. “Pagi kadang ada terapi baru beberapa jam buka sudah habis,” kata Dewi,46, ibu rumah tangga di Ambarawa.

Beberapa pasar modern di sepanjang pantura Jawa Tengah ketika dikonfirmasi membenarkan minyak goreng selalu habis terjual setiap kali datang, karena stok tersedia di setiap toko terbatas setiap harinya sedangkan permintaan warga cukup tinggi karena harfa di luar masih mahal.

Baca juga: Aksi Beli Minyak Goreng Masif di Kota Malang

Sementara beberapa pedagang di pasar tradisional seperti Pasar Johar, Bulu, Projo dan Babadan (Semaran), Sayung (Demak), Weleri dan Cepiring (Kendal) mengaku sulit mengikuti kebijakan pemerintah satu harga tersebut, karena minyak goreng yang masih cukup banyak stoknya tersebut harga belanjanya masih tinggi.

“Saya tidak mau merugi, saya kulakan minyak goreng masih tinggi dan kalau saya Turunkan ikuti kebijakan pemerintah siapa yang mau nomboki,” ujar Sundari,39, pedagang sembako di Pasar Bulu, Kota Semarang.

Hal serupa juga diungkapkan Wudarti,52, pedagang sembako di Passr Sayung, Demak bahwa para pedagang tidak mau merugi, bahkan saat pemerintah menerapkan satu harga itu para pedagang masih menebus harga minyak goreng dari saLes diatas Rp18Rp18.000 per liter.

Akibat adanya kebijakan itu, ungkap pedagang lain di Pasar Projo, Ambarawa penjualan minyak goreng turun drastis, sebelumnya setiap hari rata-rata masih bisa menjual tiga karton (@ 12 liter) per hari, tapi sekarang satu hari satu karton juga tidak habis. “Minysk curah sebelumnya bisa jual hingga 40 liter per hari sekarang kurang dari lima liter,” ungkapnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya