Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KETIDAKJELASAN prasyarat dan batas kewenangan pemerintah dalam memutus akses informasi elektronik yang diatur dalam Pasal 40 ayat 2b Undang-Undang Nomor 19/2016 tentang Transaksi dan Informasi Elektronik (UU ITE), dipersoalkan di Mahkamah Konstitusi (MK).
Para pemohon yakni jurnalis suarapapua.com Arnoldus Belau (Pemohon I) dan Perkumpulan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang diwakili oleh Abdul Manan selaku Ketua Umum dan Revolusi Riza Zulverdi, melalui kuasa hukumnya Ahmad Fathanah Haris, menguji ketentuan pada Pasal 40 ayat 2b UU ITE.
Pasal tersebut berbunyi "Dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2a), Pemerintah berwenang melakukan pemutusan akses dan/atau memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik untuk melakukan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan melanggar hukum."
"Melihat Pasal a quo secara keseluruhan jangkauan pemutusan tidak jelas pembatasannya. Sehingga memberikan kekhawatiran dan potensi adanya pemutusan akses secara seluas-luasnya," ujar kuasa hukum pemohon Ahmad dalam sidang pengujian UU di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (3/8).
Berkaca dari pemutusan konten informasi elektronik di situs suarapapua.com yang dianggap ilegal pada 2016, para pemohon menilai kewenangan pemerintah memutus sebelum melakukan pemutusan akses terhadap sebuah informasi dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan melanggar hukum, tidak didahului dengan adanya Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) secara tertulis.
Sehingga norma Pasal a quo menutup ruang mekanisme perlindungan termasuk kemungkinan terhadap komplain dan pemulihan atas pemblokiran/penapisan konten yang disalahgunakan.
Karenanya, para pemohon meminta MK memutuskan agar pasal itu diberlakukan konstitusional secara bersyarat sepanjang dimaknai "Dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2a), Pemerintah berwenang melakukan pemutusan akses dan/atau memerintahkan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik setelah mengeluarkan keputusan administrasi pemerintahan atau keputusan tata usaha negara secara tertulis untuk melakukan pemutusan akses terhadap Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum”.
Pada sidang tersebut, Hakim Konstitusi Saldi Isra dan Arief Budiman juga meminta para ahli menjelaskan praktik tindakan administrasi yang perlu dilakukan negara demokratis ketika hendak memutus akses informasi dan komunikasi apabila dibutuhkan.
Pada kesempatan itu, pemerintah menghadirkan tiga ahli yakni Ifdhal Kasim, Prof. Henri Subiakto dan Aswin Sasongko.
Ifdhal Kasim mengatakan sudah ada Peraturan Pemerintah (PP) serta Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika didalamnya mengatur prasyarat yang harus terpenuhi ketika pemerintah memutus konten negatif di internet demi menjamin nilai-nilai demokratis.
Salah satunya adanya pengaduan dari masyarakat. Tetapi ia menuturkan, karena konten di internet dapat menyebar secara cepat, maka langkah pencegahan atau pemutusan harus dilakukan terlebih dahulu untuk kepentingan umum dan melindungi moral publik.
"Menurut saya sangat diperlukan tindakan terlebih dahulu pemutusannya dilakukan. Baru uji kelayakannya dilakukan setelah itu kemudian situs itu dibuka kembali kalau memang tidak proporsional."
Sementara itu, Prof. Henri Subiakto mengatakan diperlukan kecepatan dalam mengambil keputusan memutus akses konten ilegal sebelum informasi tersebut disampaikan lebih luas. Terkait persoalan pemblokiran internet di Papua, tidak bisa menggunakan Pasal 40 ayat 2b UU ITE karena berkaitan dengan infrastruktur.
"Makanya ketika diadili di PTUN dan pemerintah dinyatakan bersalah itu sudah benar. Makanya pemerintah menerima keputusan itu dan tidak banding," ucapnya. (Ind/OL-09)
Indonesia mengedepankan upaya dialog dalam penanganan keamanan di Papua. Itu disampaikan menyusul TNI yang disebut melumpuhkan Mayer Wenda
Dia menjelaskan pihaknya menyampaikan harapan agar dukungan masyarakat terhadap proses demokrasi ini terus menguat.
Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan Compressed Biomethane Gas (CBG) pertama di Papua diresmikan.
BMKG mencatat bahwa terjadi tsunami kecil di perairan Indonesia akibat gempa M 8,7 yang terjadi wilayah pesisir timur Rusia. Gelombang tsunami tersebut paling tinggi sekitar 20 cm.
BMKG Wilayah V Jayapura melaporkan bahwa tujuh daerah di Tanah Papua berisiko terdampak akibat gempa besar berkekuatan 8,7 magnitudo
WAKIL Presiden Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai usulan sejumlah pihak agar dirinya berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur atau Papua.
Johnny Hardjojo menyebut bahwa hanya media yang mampu beradaptasi secara teknologi, bisnis, dan etika yang akan bertahan di era digital.
TIGA wartawan di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) Provinsi Bangka Belitung (Babel) di kabarkan di keroyok warga, Kamis (17/7). Peristiwa itu terjadi di lokasi tambak udang area hutan lindung.
Festival Film Wartawan tahun ini menjadi tribut mendalam bagi almarhum Wina Armada Sukardi, Presiden FFW, yang baru saja berpulang.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
ALUMNI dari Fikom Unpad akan menghadiri acara pengukuhan pengurus IKA Fikom Unpad periode 2024-2028 di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tengah melanda industri media massa
Mewujudkan kebebasan pers perlu penguatan bersama publik di tengah tantangan, tekanan dan ancaman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved